Jumat 13 Jan 2023 10:53 WIB

Pemadam Kebakaran Surabaya Tangani 1.400 Kejadian Selama 2022

Selaim memadamkan api, petugas pemadam kebakaran juga mengevakuasi hewan berbahaya.

Ilustrasi petugas pemadam kebakaran.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Ilustrasi petugas pemadam kebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menangani1.400 kejadian atau peristiwa darurat di Kota Pahlawan, Jawa Timur, selama tahun 2022.

Kepala DPKP Kota Surabaya Dedik Irianto dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat, mengatakan 1.400 kejadian itu terdiri atas evakuasi hewan 776, orang 183, kendaraan 116, bangunan 4, objek alam 287 dan objek jenis lain 34 kali.

"Kejadian evakuasi paling banyak kami lakukan pada tahun 2022 adalah kategori evakuasi hewan," kata Dedik.

Dedik mengatakan 776 kejadian evakuasi hewan ini mendominasi atau paling banyak dilakukan DPKP dari kategori yang lain dengan rincian, yaitu evakuasi ular sebanyak 297 kejadian, lebah atau tawon 293, kucing 87, biawak 48, musang 17, anjing 12, monyet 12 dan hewan lain ada 10 kali.

"Untuk kategori evakuasi hewan, paling banyak kami lakukan adalah ular sebanyak 297 kejadian. Kemudian terbanyak kedua adalah lebah atau tawon vespa, yakni 293," kata dia.

Dia menyebutkan evakuasi hewan yang dilakukan ini berdasarkan permintaan atau laporan dari warga. Warga sebelumnya menghubungi Command Center 112 (CC 112) untuk meminta bantuan kedaruratan seperti tawon vespa misalnya, warga menilai jika keberadaan hewan liar ini mengganggu dan dianggap membahayakan.

"Karena mengganggu atau warga takut disengat, sehingga mereka meminta bantuan melalui Command Center 112. Keberadaan tawon vespa ini juga berbahaya, sengatannya bisa mematikan," kata dia.

Menurut dia, evakuasi tawon vespa maupun ular liar, tak hanya diminta oleh warga yang tinggal di kawasan pinggiran Kota Surabaya. Sebab, kata dia, banyak pula laporan atau permintaan dari warga untuk mengevakuasi hewan liar di kawasan tengah kota.

"Jadi permintaan evakuasi hewan liar ini bukan hanya ada di pinggiran kota. Di gorong-gorong kawasan Basuki Rahmat juga pernah ada permintaan evakuasi ular jenis piton sepanjang 3 meter lebih," ujar dia.

Bahkan, kata Dedik, juga pernah ada permintaan evakuasi ular sepanjang 3 meter lebih di kawasan Tegalsari Surabaya. Saat itu, evakuasi ular jenis piton dilakukan petugas DPKP di atas plafon rumah seorang warga.

"Itu ularnya berada di atas rumah. Ketika dilakukan evakuasi, ularnya jatuh ke bawah dan sampai jebol plafonnya. Dan panjang ularnya itu sekitar 3 meter lebih," kata Dedi.

Dari 297 kejadian evakuasi ular pada tahun 2022, Dedik menyebutkan yang paling banyak adalah jenis sanca kembang atau piton. Selain piton, ada pula jenis ular lain yang pernah dievakuasi DPKP Surabaya.

"Kebanyakan itu ular jenis sanca kembang atau piton. Kemudian ular kobra, ular weling dan ular hijau," kata dia.

Mantan Kepala Bagian Pemerintahan Kota Surabaya ini juga menjelaskan, setelah berhasil dievakuasi, hewan liar tersebut selanjutnya diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Surabaya. Namun, ada pula hewan liar seperti ular yang diminta oleh komunitas pecinta satwa.

Sementara para personel yang melakukan evakuasi hewan seperti reptil, sebelumnya juga telah terlatih. Tak hanya itu, Dedik menyebutkan para personel ini juga dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti baju anti lebah hingga snake stick atau tongkat penjepit ular.

"Jadi ada salah satu petugas kami yang mempunyai sertifikat reptil Internasional. Itu ilmunya dibagi-bagikan ke teman-teman lain, dilatih dan akhirnya bisa semua. Peralatan-peralatan kami juga lengkap, seperti baju anti lebah dan snake stick yang kita bagikan ke pos-pos rayon," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement