Rabu 11 Jan 2023 23:52 WIB

Gencarkan Edukasi Gizi untuk Siswa, SMAN 1 Bandung Ingatkan Bahaya Gula Berlebihan

Jajanan sekolah tinggi gula sangatlah berbahaya.

Diabetes (ilustrasi)
Foto: Essential Health Info
Diabetes (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bandung bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) memberikan edukasi gizi kepada para siswa. Ini khususnya jajanan kekinian yang tinggi gula, garam dan lemak yang berpotensi menyebakan berbagai penyakit mulai penyakit tidak menular, penyakit degereratif serta kesehatan reproduksi. Indonesia sendiri di tahun 2030 memiliki target ibu hamil terbebas penyakit serta target pencapaian Indonesia Emas 2045. 

"Di tahun 2030, kita punya target ibu hamil terbebas penyakit. Ini sejak remaja sudah harus disosialisasikan, agar terbebas dan kita bisa mencapai indonesia emas di tahun 2045 mendatang," kata Dr. Dr Alamsyah pada acara Education Festival yang di gelar siswa SMAN 1 Bandung, seperti dilansir dari Antara pada Rabu (11/1/2023).

Baca Juga

Sebagaimana diketahui, makanan minuman dengan kandungan gula tinggi dan zat perasa tambahan viral di kalangan remaja. Minuman-minuman kekinian seperti boba, teh instan dan martabak dengan topping kental manis dengan jumlah banyak menjadi konsumsi harian remaja. 

Tanpa disadari, terlalu sering mengkonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi berdampak buruk bagi tubuh dikemudian hari.

Dr. dr. Muhammad Alamsyah, Sp. O.G, juga menegaskan pentingnya asupan gizi seimbang bagi remaja. Ia juga mengakui bahwa tingkat konsumsi gula pada remaja terus meningkat, dan itu  harus dapat dikendalikan.

"Asupan gula, garam dan lemak harus dibatasi karena akan berpengaruh pada kesehatan remaja  di masa depan", kata Alamsyah.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kebiasaan konsumsi makanan  dengan kandungan gula tinggi pada remaja akan berpengaruh pada kesehatan reproduksi  mereka kelak. 

Senada dengan dr. Alamsyah, Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat, mengatakan generasi muda  senang untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kekinian terutama yang manis. Namun mereka tidak sadar akan bahaya dari apa yang mereka konsumsi di masa mendatang. Sebagai contoh, saat ini bagi sejumlah remaja, minum kopi setiap hari sudah bukan lagi suatu kebiasaan namun sudah menjadi gaya hidup. Hal ini juga didukung dengan bertambahnya jumlah kedai kopi secara drastis.

Salah satu menu kopi yang kini sangat mudah dijumpai dan disukai oleh banyak orang adalah kopi susu. Minuman ini memadukan rasa pahit, gurih, dan manis yang membuatnya sangat disukai. Satu cangkir kopi susu kekinian mengandung kalori sebesar 220 kkal dan 25 gram gula. 

Kandungan kalori dan gula tersebut cukup tinggi untuk satu porsi minuman. 

"Masih banyak remaja terutama siswa yang ternyata belum paham mengenai kandungan gula yang terdapat pada minuman manis. Hal ini dikarenakan rendahnya literasi terkait gizi yang remaja belum ketahui", ujar Arif. 

Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung Tuti Kurniawati menyambut baik edukasi gizi yang ditujukan untuk seluruh siswa di lingkungan sekolahnya. Tuti juga mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membiasakan kebiasaan hidup sehat dikalangan remaja.

“Lingkungan sekolah yang kondusif akan pengaruh positif pada kebiasaan makan generasi saat ini,” kata Tuti. 

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia pada akhir 2021 juga merilis terjadi peningkatan diabetes pada anak dan remaja. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak.

Pada anak dikenal dua jenis diabetes yang paling banyak dijumpai, yaitu DM tipe-1 dengan jumlah kadar insulin rendah akibat kerusakan sel beta pankreas, dan DM tipe-2 yang disebabkan oleh resistensi insulin, walaupun kadar insulin dalam darah normal. Faktor penyebab utama DM tipe-1 adalah faktor genetik dan autoimun, sedangkan pada DM tipe-2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan.

Penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan pada 2060, ada 220 ribu orang berusia kurang dari 20 tahun yang memiliki diabetes tipe 2, meningkat hampir 700 persen. Sementara untuk diabetes tipe 1 yang lebih umum dialami orang muda, diperkirakan meningkat sebesar 65 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement