Rabu 11 Jan 2023 22:35 WIB

Disdik Semarang Larang Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah

Bermain lato-lato di sekolah dapat mengganggu aktivitas belajar dan membahayakan.

Ilustrasi Permainan Lato-lato. Dinas Pendidikan Kota Semarang melarang para siswa membawa dan memainkan lato-lato, mainan yang kini tengah viral ke sekolah.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Permainan Lato-lato. Dinas Pendidikan Kota Semarang melarang para siswa membawa dan memainkan lato-lato, mainan yang kini tengah viral ke sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Pendidikan Kota Semarang melarang para siswa membawa dan memainkan lato-lato, mainan yang kini tengah viral ke sekolah. Larangan ini karena lato-lato dikhawatirkan bisa mengganggu pembelajaran dan membahayakan.

"Sudah kita imbau siswa untuk tidak membawa lato-lato ke sekolah," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Kota Semarang Suwarto, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/1/2023).

Baca Juga

Larangan tersebut telah disampaikan Disdik Kota Semarang melalui koordinator-koordinator satuan pendidikan (korsatpen) untuk disampaikan kepada sekolah di seluruh jenjang pendidikan.

Lato-lato adalah mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dengan permukaan halus yang diikat seutas tali dengan cincin jari di tengah yang dimainkan dengan dibentur-benturkan. Beberapa kasus tercatat permainan lato-lato membuat sejumlah anak cedera akibat terkena mata dan bibirnya sehingga beberapa daerah sudah melarang siswa membawa mainan itu di sekolah.

Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Disdik Kota Semarang Hidayatullah menjelaskan bahwa sekolah diminta membuat surat edaran kepada orang tua siswa mengenai larangan membawa lato-lato. "Lato-lato kalau kena mata dan kepala kan bahaya karena itu (bahannya) keras. Di beberapa daerah, lato-lato juga sudah memakan korban. Makanya, kami minta sekolah mengawasi siswanya," katanya.

Di samping membahayakan karena terbuat dari material keras dan cara memainkannya yang dibentur-benturkan, suara yang ditimbulkan permainan itu juga bising sehingga bisa mengganggu kegiatan pembelajaran.

"Kami kewenangannya kan hanya di sekolah. Tidak bisa melarang mereka memainkannya di rumah. Namun, semestinya perlu kesadaran orang tua untuk mengawasi dan mengingatkan anaknya dalam bermain," katanya.

Selain melarang, Disdik juga meminta korsatpen untuk mendata sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya mengenai temuan siswa yang membawa lato-lato dan sejauh ini sudah terkondisikan dengan baik. "Dampak negatif permainan (lato-lato) sudah diumumkan saat upacara Senin (8/1/2023) kemarin. Nah, kemarin (10/1/2023) kami sampaikan imbauan kepada korsatpen mengenai larangan membawa dan memainkan lato-lato di sekolah," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement