REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebuah video aksi geng motor berkendara membawa senjata tajam viral di media sosial. Setelah ditelusuri, aksi geng motor itu terjadi di Kabupaten Garut, tepatnya di Bundaran Suci, Kecamatan Karangpawitan, Sabtu (7/1/2023) malam.
Dalam video yang beredar, sejumlah pemotor mengendarai sepeda motornya dengan ugal-ugalan. Beberapa di antara mereka juga terlihat ada yang membawa diduga senjata tajam dan botol minuman keras (miras).
Paguyuban Otomotif Garut (POG) mengutuk keras aksi para pengendara itu. Aksi itu disebut merupakan teror bagi warga Kabupaten Garut. "Kami mengutuk keras kejadian itu. Bahkan sudah ada satu korban akibat ulah gerombolan motor di Garut," kata Ketua POG, Fuzia, Senin (9/1/2023).
Menurut dia, aksi itu harus segera ditindak oleh aparat penegak hukum. Pasalnya, aksi itu telah membuat masyarakat resah.
Fuzia mengaku telah membuat laporan resmi ke pihak kepolisian atas adanya korban akibat ulah para pelaku. Apalagi, pada Jumat pekan lalu, terdapat korban akibat ulah para berandalan bermotor di Kabupaten Garut.
"Kami pantau memang sudah satu Minggu mereka beraksi. Kami sudah cek ke anggota-anggota kami, mereka bukan bagian dari POG," kata dia.
Salah seorang warga Kabupaten Garut Gin Gin (36 tahun), mengaku hampir menjadi korban geng motor itu. Peristiwa itu disebut terjadi pada Sabtu sekitar pukul 23.00 WIB.
“Pas itu saya baru pulang dari Tasikmalaya bersama ibu, istri, dan anak menggunakan mobil,” katanya, Senin.
Aksi teror yang diterimanya dari berandalan bermotor terjadi di perempatan Sukadana, Kecamatan Garut Kota. Ketika melintas di lokasi itu, terdapat sekelompok berandalan bermotor datang menggunakan tujuh unit sepeda motor.
Menurut Gin Gin, mereka rata-rata mengenakan pakaiam hitam dan tak memakai helm. Sejumlah orang itu kemudian memepetkan motornya ke mobil miliknya.
Tidak hanya itu, beberapa di antara mereka juga ada yang terlihat membawa senjata tajam yang digesekan ke aspal jalan sehingga mengeluarkan percikan api. “Pas kejadian, banyak pengendara lain juga di jalanan dan harus melipir karena takut menjadi korban,” kata dia.