Kamis 05 Jan 2023 22:00 WIB

Menteri PPPA: Malika Sudah Sehat dan Ceria

Kemen PPPA sarankan Malika tetap dilakukan asesmen lanjutan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengunjungi Malika yang menjadi anak korban penculikan di RS Bhayangkara Kramat Jati pada Kamis (5/1).
Foto: dok. KemenPPPA
Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengunjungi Malika yang menjadi anak korban penculikan di RS Bhayangkara Kramat Jati pada Kamis (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengunjungi Malika yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kramat Jati. Malika merupakan anak perempuan korban penculikan di Gunung Sahari, Jakpus. 

KemenPPPA melalui layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) telah memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan korban. 

Baca Juga

"Ke depan, kami akan terus memastikan pemenuhan dan perlindungan hak korban, baik dari sisi hukum maupun kesehatan karena ini bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua dan keluarga, tetapi juga Negara," kata Bintang di RS Bhayangkara Kramat Jati Jakarta Timur pada Kamis (5/1/2023).

Bintang mengatakan kasus penculikan ini harus menjadi perhatian dan pembelajaran bagi seluruh pihak. Pasalnya, kejadian ini dapat dialami oleh siapa saja. 

"Jangan sampai kasus serupa dialami oleh anak kita," ujar Bintang. 

Oleh karena itu, Bintang menekankan pencegahan merupakan kunci utama dalam menuntaskan kasus-kasus perlindungan anak. Bintang juga mengapresiasi pihak kepolisian atas kinerja yang telah dilakukan dalam mengungkap kasus penculikan tersebut. Bintang menyebut kepolisian telah memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan humanis kepada Malika. 

"Saat ini (Malika) sudah dalam kondisi sehat dan ceria," kata Bintang.

Bintang juga menyebut korban telah menjalani visum secara fisik dan psikologis pada 3 Januari lalu. Berdasarkan hasil visum et repertum, ada beberapa luka memar terutama di bagian atas pinggul sebelah kiri. Meskipun tidak ada indikasi kekerasan seksual.

"Tetapi korban dipekerjakan sebagai pemulung, tidak diberi makan, kerap mengalami kekerasan berupa cubitan di sekitar paha, dan sering diancam," tutur Bintang. Bintang menegaskan berikutnya akan dilakukan asesmen lanjutan terhadap korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement