REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dokter dari Merial Health, Muh Syahrimal Ishak mengingatkan Covid-19 masih ada meski kini jumlah kasus dan kematiannya tidak sebanyak dulu. Jika terpapar Covid-19, tata laksana pengobatannya masih sama.
"Covid-19 masih ada, itu terlihat dari masih ada kasus baru harian dan ada yang meninggal dunia akibat Covid-19. Tetapi jumlahnya tidak banyak," ujarnya, Kamis (5/1/2023).
Ia menambahkan, pengobatan Covid-19 masih sama yaitu menggunakan paket dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang isinya adalah antivirus dan multivitamin. Oleh karena itu, ia meminta jika masyarakat merasakan gejala flu atau gejala mirip Covid-19 atau kalau menjadi kontak erat supaya memeriksakan diri.
Kemudian kalau hasil tes antigen atau Polymerase Chain Reaction (PCR) positif maka ia meminta hasil ini dilaporkan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Kemudian, Kemenkes melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi Bio Farma atau puskesmas akan mengirimkan paket pengobatan Covid-19. Terkait seseorang yang sudah negatif Covid-19 namun paru-parunya mengalami kerusakan, Syahrimal meminta ada follow up lebih lanjut dengan memeriksakan diri ke dokter.
Ia menambahkan, pemeriksaan ini bukan untuk cek Covid-19 melainkan memantau efek setelah terinfeksi virus ini.
"Itu pasti nanti rumah sakit atau dokter paru menjadwalkan follow up untuk rutin mengecek keadaannya (penyintas Covid-19)," katanya.
Sebab, dia melanjutkan, harus dipastikan efeknya apa seperti paru-paru rusak, apakah ada bekas luka akibat Covid-19 sehingga paru-paru penyintas mengkerut atau mungkin efek membungkus paru-parunya sehingga mungkin ada udara atau berisi cairan dan lain-lain.
Kondisi ini, dia melanjutkan, yang membuat penyintas Covid-19 yang paru-parunya bermasalah untuk kontrol. Kemudian, dia menambahkan, kalau dokter mengatakan paru-paru rusak maka biasanya butuh pengobatan yang lama.