Selasa 03 Jan 2023 18:43 WIB

PDIP Tegur Dua Menteri Nasdem: Kalau Gentle Mengundurkan Diri

Djarot menegur Menteri Pertanian dan Menteri LHK yang berasal dari Nasdem.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus anggota Komisi IV DPR Djarot Syaiful Hidayat di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/1).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus anggota Komisi IV DPR Djarot Syaiful Hidayat di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus anggota Komisi IV DPR Djarot Syaiful Hidayat mengevaluasi dua menteri Partai Nasdem, yakni Menteri Pertanian (Mentan) Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Bahkan menurutnya, seharusnya keduanya mundur dari Kabinet Indonesia Maju.

"Itu lebih gentle (untuk mengundurkan diri). Ya sebab apa? sebab, rupanya, mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis pak Jokowi," ujar Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/1).

Baca Juga

Dalam mengevaluasi menterinya, ia melihatnya berbasis kinerja. Namun partai tempat kedua menteri tersebut bernaung juga menjadi pertimbangan, mengingat Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) yang kerap disebut sebagai antitesa Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle, betul sudah seperti itu (mengundurkan diri), akan lebih baik, untuk menteri menterinya (Nasdem) lebih baik mengundurkan diri," ujar Djarot.

Selama ini Partai Nasdem bertahan dengan mengusung perubahan. Djarot khawatir, jika Nasdem berkuasa, maka ada peluang besar mereka tidak akan melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh pemerintahan Jokowi.

"Apa yang dikerjakan Pak Jokowi selama 10 tahun yang sudah seperti ini, ini akan tidak berlanjut kepada masa pemerintahan sesudahnya, siapapun presidennya. Ini kan yang menjadi pertanyaan kita," ujar Djarot.

Presiden Joko Widodo disebut memberikan sinyal akan adanya reshuffle kabinet sebelum pergantian tahun. Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, mengaku masih akan tetap berprasangka positif kepada kepada Presiden Jokowi.

Ia menekankan, Presiden Jokowi sejak awal sampai saat ini merupakan sosok yang sangat dekat dengan Partai Nasdem. Ali berpendapat, kalaupun kader-kader dirasa tidak cakap dan terkena reshuffle, tentu Nasdem akan menerima keputusan itu.

"Jokowi sahabat Nasdem, kami selalu berpikir positif apapun keputusannya, tidak akan mengubah apapun dengan Jokowi," kata Ali kepada Republika, Jumat (23/12/2022).

Ali mengingatkan, Nasdem akan senantiasa menghargai keputusan Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet selama ini. Sebab, ia berpendapat, keputusan untuk melakukan itu memang merupakan kewenangan mutlak dari Presiden Jokowi.

Atas kewenangan itu, lanjut Ali, tidak cuma bagi Nasdem, tapi partai-partai lain memang harus menghargai keputusan tersebut. Ia meyakini, reshuffle kabinet, jika memang dilakukan Presiden Jokowi, pasti untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement