REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak lima kecamatan di Kabupaten Indramayu terdampak banjir rob dan cuaca ekstrim berupa hujan lebat dan angin kencang. Warga yang terdampak pun terpaksa harus mengungsi.
Lima kecamatan itu adalah Kecamatan Kandanghaur, Patrol, Sukra, Cantigi, dan Arahan. Namun dari kelima wilayah itu, kondisi yang paling parah terjadi di Desa Eretan Kulon, Kandanghaur. "Ini (Desa Eretan Kulon) yang paling parah. Di wilayah kecamatan lainnya, banjir langsung surut kembali. Tapi di sini agak lebih tinggi 50 – 60 sentimeter, jadi masyarakat harus mengungsi,’’ ujar Bupati Indramayu, Nina Agustina di lokasi pengungsian warga Eretan Kulon di Balai Desa Kertawinangun, Kandanghaur, Ahad (1/1/2023).
Nina menyatakan, banjir rob menjadi bencana tahunan bagi Desa Eretan Kulon. Namun karena cuaca yang dinilainya sangat ekstrim, dampak yang ditimbulkan kali ini lebih parah. "Semua warga dalam satu RT mengungsi di balai desa,’’ kata Nina.
Di Desa Eretan Kulon, banjir akibat hempasan rob yang disertai hujan dan angin kencang terjadi pada Sabtu (31/1/2022) sekitar pukul 04.00 WIB. Di sejumlah lokasi yang berdekatan dengan bibir pantai. Ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa.
Berdasarkan data dari Tagana Indramayu, pada Sabtu (31/12/2022), tercatat ada 2.095 rumah warga yang terendam banjir. Adapun ketinggian air bervariasi antara 50 – 130 sentimeter.
Pantauan Republika.co.id, Ahad (1/1/2023), banjir yang menggenangi rumah-rumah warga mulai surut. Meski demikian, gelombang pasang masih terjadi yang disertai hujan dan angin kencang. Karenanya, potensi bencana banjir masih menjadi ancaman bagi warga.
"Sampai 3 Januari kita siaga karena cuaca terlalu ekstrim. Dari kemarin dan seharian ini hujan terus,’’ kata Nina.