Rabu 28 Dec 2022 23:13 WIB

Dokter: Di Rumah atau Staycation Saja untuk Antisipasi Cuaca Buruk

Warga juga sebaiknya hindari mendatangi wisata alam jika ada prediksi cuaca buruk.

Pendiri komunitas Partner Sehatku dr Mutiara Lirendra mengimbau warga agar liburan di rumah saja atau dekat rumah (staycation) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem akhir tahun 2022.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Pendiri komunitas Partner Sehatku dr Mutiara Lirendra mengimbau warga agar liburan di rumah saja atau dekat rumah (staycation) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem akhir tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri komunitas Partner Sehatku dr Mutiara Lirendra mengimbau warga agar liburan di rumah saja atau dekat rumah (staycation) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem akhir tahun 2022. Warga juga sebaiknya menghindari mendatangi wisata alam jika ada prediksi cuaca buruk atau ekstrem.

"Kalau memungkinkan untuk di rumah atau staycation aja lebih baik, tapi kalau harus bepergian tetap berhati-hati dan hindari wisata alam," kata Mutiara dalam kanal Dinas Kesehatan DKI Jakarta di Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Baca Juga

Karena itu, menurut dia, penting untuk menjaga kesehatan dengan menghabiskan waktu di rumah selama liburan demi menjaga keamanan bersama. 

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Umum Puskesmas Kecamatan Tebet dr Hosianna Tryannesia juga menyarankan kepada warga untuk menunda perjalanan jika mengalami sakit. Menurut Anne, sangat disayangkan jika nekat berlibur yang nantinya malah merepotkan banyak orang dan sibuk mencari obat maupun rumah sakit terdekat. 

Karena itu, lebih baik bepergian dijadwalkan di hari lain. "Selain itu, jika ada hasil 'swab' antigen atau PCR positif sebaiknya isolasi, lalu komorbid tidak terkontrol akan sangat berisiko melakukan perjalanan jauh," tutur Anne.

Anne mengingatkan pula kepada warga yang bepergian keluar kota untuk minimal telah vaksinasi penguat (booster) pertama dan lansia mendapat vaksinasi booster kedua. "Jaga kesehatan, pola makan dan lakukan aktivitas fisik agar tak hanya pikiran yang senang tapi badan juga sehat," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan, modifikasi cuaca dengan cara menyemai garam di udara dilaksanakan jika cuaca cenderung ekstrem. "Kalau berdasarkan analisis, cuaca aman saja, penyemaian garam tidak bermanfaat," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, penyemaian garam di udara juga dilaksanakan secara fleksibel, yakni Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tinggal mengirimkan surat dari Penjabat Gubernur DKI terkait status siaga bencana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement