Selasa 27 Dec 2022 05:22 WIB

Pemkot Bandung-KCIC Bahas Rencana Pembukaan Exit Tol 151

Pengadaan exit tol 151 akan mempermudah masyarakat Kota Bandung untuk mengakses KCJB.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menggelar rapat kordinasi di Balai Kota Bandung terkait rencana pembukaan exit tol KM 151, Senin (26/12/2022).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menggelar rapat kordinasi di Balai Kota Bandung terkait rencana pembukaan exit tol KM 151, Senin (26/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung dan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) menggelar diskusi persiapan operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada pertengahan 2023 mendatang. Salah satu persiapan yang dilakukan adalah dengan membuka akses tol kilometer 151. 

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pengadaan exit tol 151 akan mempermudah masyarakat Kota Bandung untuk mengakses KCJB, didukung dengan adanya kereta feeder. Dia berharap, dengan adanya exit tol 151 ini, wilayah sekitar Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Masjid Al Jabbar dapat lebih berkembang. 

“Kita akan membangun jembatan, sementara Kementerian PUPR akan membut exit 151 untuk mendukung KCJB,” kata dia saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (26/12/2022). 

Melalui proyek ini, diperkirakan sekitar 5.000 hektar lahan milik Pemerintah Kota Bandung akan difungsikan untuk pembangunan infrastruktur pendukung. Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut, Pemkot Bandung pada prinsipnya menerima dan menyambut positif hadirnya infrastruktur pendukung KCJB. 

Dia menganggap, proyek ini dapat membantu mengurai penumpukan volume kendaraan di beberapa akses masuk di Kota Bandung. “Tentu, ini akan memudahkan akses masyarakat Kota Bandung untuk menikmati KCJB. Dan di sisi lain ini bisa mengurai volume kendaraan yang akan masuk di beberapa gerbang tol Kota Bandung (Buahbatu, Moh. Toha, Cileunyi),” ucap Yana.

Yana juga menegaskan, bahwa lahan tersebut bukan merupakan wilayah pemukiman penduduk. Lahan tersebut, kata dia, nantinya akan dilihat dan diukur untuk memastikan berapa banyak lahan yang akan digunakan. Dia juga menjamin bahwa pemanfaatan lahan ini tidak akan merugikan masyarakat sekitar. 

Melalui kordinasi ini, KCIC dan Pemkot Bandung memastikan bahwa warga kota Bandung yang akan menggunakan KCJB dapat menggunakan kereta feeder dari stasiun Bandung ke Padalarang. “Jadi tak usah khawatir walau stasiunnya ada di Kabupaten Bandung, warga Kota Bandung tetap masih bisa menggunakan kereta api itu,” kata Dwi.  

“Diharapkan Juni bisa digunakan. Karena memang ini melibatkan banyak pihak, makanya kenapa kami harus intens koordinasi dengan semua stakeholder termasuk Pemkot Bandung,” sambungnya.

Dia mengatakan, sejauh ini persiapan yang telah dilakukan telah mencapai 82 persen. Konektivitas, kata Dwi, merupakan titik kritis yang perlu terus dikebut. Karena tidak mudah untuk melakukan konektivitas antara stasiun pusat di Tegalluar dengan wilayah sekitarnya, termasuk Kota Bandung, ujarnya.  

“Dengan dukungan dari Pemkot Bandung insya Allah mungkin bisa direalisasikan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement