Senin 26 Dec 2022 02:05 WIB

Program Rumah Sederhana Layak Huni Bantu Entaskan Kemiskinan di Jawa Tengah

Sebanyak 35 rumah di wilayah Jawa Tengah telah direnovasi.

Sepanjang tahun 2022, kerjasama lintas institusi tersebut sukses membangun Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) bagi warga kurang mampu sebanyak 35 rumah yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah dengan total anggaran Rp1,8 miliar.
Foto: Dok. Web
Sepanjang tahun 2022, kerjasama lintas institusi tersebut sukses membangun Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) bagi warga kurang mampu sebanyak 35 rumah yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah dengan total anggaran Rp1,8 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK – Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem yang digagas oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin menjadi prioritas demi meningkatkan taraf hidup masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Di Jawa Tengah, agar akselerasi program ini bisa berjalan dengan baik, jajaran pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten berkolaborasi dengan pihak swasta.

Sepanjang tahun 2022, kerjasama lintas institusi tersebut sukses membangun Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) bagi warga kurang mampu sebanyak 35 rumah yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah dengan total anggaran Rp1,8 miliar.

Baca Juga

Bermula dengan merenovasi 10 rumah di Kabupaten Pemalang pada Maret 2022, perbaikan meluas dengan memperbaiki 10 hunian warga di Kabupaten Kudus pada Awal November 2022. Berselang satu bulan, pada awal Desember 2022, bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Rembang, Djarum turut meresmikan lima rumah sederhana layak huni. Terkini, perusahaan yang berkantor pusat di Kudus ini berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Demak merenovasi 10 rumah warga menjadi sehat dan layak untuk ditinggali.

Dalam Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Sekretariat Wakil Presiden, Nomor: B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022, Jawa Tengah tercatat memiliki 19 kabupaten yang menjadi target pengentasan kemiskinan ekstrem. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, mengatakan, dengan wilayah sebanyak itu, kolaborasi dengan pihak swasta merupakan kunci agar program pengentasan kemiskinan bisa berjalan dengan baik.

“Tingginya daerah yang mengalami kemiskinan ekstrem ini tak lepas dari berbagai faktor terutama pandemi selama dua tahun terakhir yang membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan. Untuk itu, tangan kami terbuka dengan kehadiran pihak swasta salah satunya PT Djarum agar target pengentasan kemiskinan ini bisa segera tercapai,” ujar Sambodo di sela seremoni peresmian rumah sederhana layak huni di Desa Bogosari, Demak, seperti dilansir dari Antara, Ahad (25/12/2022). 

Serah terima rumah sederhana layak huni dilaksanakan dalam rangka merayakan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang diperingati setiap tanggal 20 Desember. Ia juga menuturkan, kerja kolaboratif bersama PT Djarum tersebut merupakan langkah tepat mengurai kemiskinan yang ada di tengah masyarakat. Pasalnya, pembangunan rumah sederhana layak huni merupakan upaya mendorong agar masyarakat memiliki hunian yang sehat dan meningkatkan produktivitas demi mengangkat perekonomian keluarga. 

“Bila warga sehat, maka akan semakin produktif dan semangat bekerja. Untuk itu pembangunan RSLH ini sangat penting demi meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan harapan bisa segera keluar dari jerat kemiskinan,” kata Sambodo menjelaskan.

Adapun Bupati Demak, Eisti’anah tak memungkiri, tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kota Wali tak lepas dari pandemi Covid-19 yang memukul perekonomian masyarakat. Untuk itu ia berharap kerjasama apik antara pemerintah daerah dan sektor swasta seperti PT Djarum bisa ditiru oleh perusahaan-perusahaan lainnya agar

warga Demak bisa menjauh dari kemiskinan. 

“Peran serta seperti yang dilakukan Djarum ini sangat berguna tak hanya dari sisi fisik yakni merenovasi rumah semata tapi juga memberikan dukungan moral bahwa pemerintah, sektor swasta dan masyarakat bersama-sama keluar masa sulit ini,” bilang dia.

Djarum mengucurkan anggaran tak kurang dari 600 juta untuk 10 rumah yang direnovasi dengan masing-masing bantuan renovasi untuk setiap rumah menghabiskan kisaran hingga Rp 60 juta. Angka ini lebih besar dari rekomendasi anggaran pemerintah dengan tujuan agar para pemilik rumah tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk proses pembangunan. Deputi GM Corporate Communications Djarum Achmad Budiharto mengatakan, keikutsertaan Djarum dalam menyukseskan program pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pembangunan rumah sederhana layak huni merupakan komitmen perusahaan mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan menaikkan taraf hidup masyarakat.

“Rumah bukan hanya bangunan semata tapi juga institusi primer dalam keluarga yang menjadi simbol kebahagiaan. rumah harus bisa memberikan kenyamanan dan kesehatan agar kualitas hidup orang yang tinggal didalamnya bisa semakin baik. Dengan kualitas hidup yang baik itu, para penghuninya kemudian dapat melakukan hal-hal yang bersifat produktif dan membuahkan perbaikan ekonomi bagi keluarga tersebut,” kata Budiharto.

Baca juga : Transformasi Republika: Dari UGC hingga Demokratisasi Konten

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement