Ahad 25 Dec 2022 15:44 WIB

Ratusan Wisatawan tak Bisa Menyeberang dari Karimunjawa

Sebanyak 305 wisatawan tidak bisa kembali dari Karimunjawa karena gelombang tinggi.

Sejumlah ikan berada di sekitar terumbu karang di wilayah peraian konservasi Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), Jepara, Jawa Tengah. Sebanyak 305 wisatawan tidak bisa kembali dari Karimunjawa karena gelombang tinggi.
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah ikan berada di sekitar terumbu karang di wilayah peraian konservasi Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), Jepara, Jawa Tengah. Sebanyak 305 wisatawan tidak bisa kembali dari Karimunjawa karena gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 305 wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air tertahan di PulauKarimunjawa Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Karena kapal penumpang tidak bisa beroperasi sesuai jadwal menyusul tingginya ombak atau gelombang laut.

Menurut Camat Karimunjawa Muslikin sebanyak 305 wisatawan yang tertahan itu tiba di Karimunjawa pada Rabu (21/12).

Baca Juga

Sementara cuaca buruk, kata dia, mulai terjadi pada Kamis (22/12) karena perjalanan kapal penumpang yang biasanya melayani penyeberangan dari Pelabuhan Jepara ke Karimunjawa dan kembali lagi ke Jepara tertunda karena cuaca tidak mendukung.

Untuk jadwal kepulangan masing-masing wisatawan, kata dia, berbeda-beda, sehingga bisa saja ada yang sudah tiga hari menunggu kepulangan.

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada wisatawan, pemerintah melakukan pendataan untuk memastikan ada tidaknya wisatawan yang kehabisan bekal.

"Kami juga mendirikan posko pengaduan di Kantor Kecamatan Karimunjawa, siapa tahu ada yang hendak menyampaikan keluhannya," ujarnya.

Biro perjalanan wisata, kata dia, juga sudah melakukan antisipasi terkait cuaca di laut setiap bulan Desember merupakan musim barat yang ditandai dengan gelombang laut tinggi.

Kalaupun ada yang nekad melayani perjalanan wisata ke Karimunjawa saat musim barat maka dianggap sebagai keteledoran mereka.

"Kami juga masih mendata para wisatawan. Untuk sementara mereka hanya menginginkan bisa segera pulang karena ada yang harus kembali bekerja," ujarnya.

Sementara wisatawan yang kehabisan bekal, kata dia, untuk sementara belum ada laporan karena pendataan juga masih berjalan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement