REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK--Ketua Pimpinan Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur Kiai Marzuki Mustamar menyebut Partai Amanat Nasional (PAN) di bawah kepemimpinan Ketua Umum Zulkifli Hasan semakin dekat dengan warga NU. Hal itu disampaikan Kiai Marzuki Mustamar saat memberi sambutan Musyawarah Kerja Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Pesantren Mojosari, Nganjuk, Jatim, Sabtu (24/12/2022).
Muskerwil NU Jatim juga dihadiri Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Kiai Marzuki mengatakan, Zulkifli Hasan merupakan Ketum PAN yang dekat dengan NU.
“Selamat datang juga Mendag, ini Kiai juga kalau di Lampung ini, Kiai Zulkifli Hasan, yang sekaligus juga Ketua Umum PAN. Rasa-rasanya PAN ini sekarang semakin dekat kepada NU, ketimbang yang lain,” ujar Kiai Marzuki Mustamar dalam keterangan, Ahad (25/12/2022).
Sementara, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sambutannya mengaku, hanya seorang lulusan Pendidikan Guru Agama. Hal itu disampaikannya kepada Kiai Marzuki Mastamar dan seluruh peserta Muskerwil NU Jatim.
“Pak Kyai Marzuki dan para masyaikh yang kami hormati, saya ini hanya seorang lulusan PGA, kalau tidak merantau mungkin hanya jadi guru biasa atau P3NTR,” ujar Zulhas yang dibesarkan dalam lingkungan Muhammadiyah.
Namun, Mendag Zulhas menyebut dirinya bisa menjadi seperti saat ini salah satunya berkat didikan para guru yang mengajarinya sholawatan. Ketum PAN juga menyebut NU sebagai organisasi yang sangat besar serta sangat berpotensi untuk mendorong kebangkitan ekonomi umat.
“Kita semua tahu potensi NU dengan ribuan pesantrennya. Kita harus dukung NU untuk menjadi pelopor kebangkitan ekonomi keummatan, terutama lewat pesantren-presantren serta para pengusaha NU,” ujar Zulhas.
Ia juga menyinggung Kemendag sendiri telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Sinergi Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Umat dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf di Yogyakarta, pada Rabu (10/8/2022). Menurutnya, kerja sama ini menjadi sinergi yang baik, sekaligus pintu untuk mendorong berbagai macam kolaborasi memajukan kewirausahaan pondok pesantren. Yakni, mulai dari produksi hingga pemasaran.
Menurut Zulhas, jika ingin melihat Indonesia menjadi negara digdaya, pemerintah mesti membesarkan NU dan Muhammadiyah. "Kalau mau lihat indonesia digdaya, karena ke dua ormas tersebut adalah mayoritas bangsa ini. Kalau mereka digdaya maka digdaya pula bangsa Indonesia," tegasnya.