Jumat 23 Dec 2022 20:58 WIB

Jawa Timur Gelontorkan 300 Ton Beras Lewat Operasi Pasar

Program operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok

Red: Nur Aini
Warga antre membeli beras murah dalam operasi pasar, ilustrasi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelontorkan sebanyak 300 ton beras melalui operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga saat Natal 2022 hingga menjelang Tahun Baru 2023.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Warga antre membeli beras murah dalam operasi pasar, ilustrasi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelontorkan sebanyak 300 ton beras melalui operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga saat Natal 2022 hingga menjelang Tahun Baru 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelontorkan sebanyak 300 ton beras melalui operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga saat Natal 2022 hingga menjelang Tahun Baru 2023.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim Iwan dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat (23/12/2022), memastikan program operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok tetap berlangsung pada Natal, 25 Desember 2022. "Sebagian besar masyarakat memproduksi makanan untuk peringatan Natal dan pesta akhir tahun. Stok bahan kebutuhan pokok lainnya yang telah kami siapkan adalah sebanyak 40 ribu liter minyak goreng dan 30 ton gula," kata Iwan.

Baca Juga

Iwan menjelaskan, penggelontoran bahan-bahan kebutuhan pokok itu dilakukan di 25 pasar tradisional se-Jatim. "Selain itu, pedagang yang menjadi mitra turut buka melayani masyarakat juga akan kami gelontor. Harapannya tidak ada kelangkaan barang pada Natal dan menjelang Tahun Baru," ujar dia

Direktur Utama PT Jatim Grha Utama Mirza Muttaqien selaku pelaksana program mengatakan, operasi pasar yang digelar sejak akhir September lalu mendapat respons positif dari masyarakat. "Terbukti, penjualan bahan pokok melalui program tersebut cukup besar," kata dia.

Dia merinci telah terjual sekitar 1.300 ton beras, 435 ribu liter minyak goreng, 281 ribu kilogram gula, 3 ribu kilogram bawang merah, 7 kuintal cabai rawit. Jumlah itu dipastikan bakal bertambah sebab program masih berlangsung dan kebutuhan masyarakat cukup besar.

Menurut Mirza, program yang merupakan perwujudan inisiatif, kolaborasi, dan inovasi (IKI) itu mendapat apresiasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim. "BPS menilai momentum penerapan program operasi pasar sangat tepat, yakni pascakenaikan harga bahan bakar minyak. Penggelontoran bahan pokok melalui operasi pasar mampu menjaga stabilitas harga. Daya beli masyarakat juga tetap terjaga. Dengan begitu laju inflasi berhasil ditekan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement