REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kemungkinan resesi yang berpotensi mengancam ekonomi dunia pada 2023 mendorong peningkatan minat masyarakat untuk berinvestasi emas. PT Aneka Tambang (Antam) melalui unit bisnis Logam Mulia mencatat, penjualan emas sepanjang 2022 mencapai 33 ton.
Jumlah tersebut melebihi target perusahaan yang berada di angka 27,1 ton penjualan emas sepanjang 2022. "Target penjualan kita 27,1 ton (di 2022). Sekarang sudah di posisi 33 ton lebih. Artinya sudah jauh melebihi target. Artinya antusiasme masyarakat investasi emas sangat besar," kaya General Manager Unit Bisnis Logam Mulia, Purwanto, saat meresmikan Butik Emas Logam Mulia Surabaya Pakuwon, Jumat (23/12/2022).
Purwanto menjelaskan, salah satu pendorong minat investasi masyarakat di emas adalah resesi global yang mengancam ekonomi seluruh dunia. Emas menjadi pilihan lantaran dianggap kebal terhadap goncangan ekonomi, termasuk inflasi yang dapat menggerus nilai tukar rupiah.
"Jadi dengan adanya isu-isu tersebut, orang yang notabene ilmu ekonominya advance, pasti berpikir aset kita akan ditaruh di mana? Dan salah satu pihannya adalah emas," ujarnya.
Purwanto menambahkan, Butik Emas Logam Mulia Surabaya Pakuwon merupakan perpindahan dari Butik Emas Logam Mulia Surabaya Cito. Perpindahan butik tersebut di antaranya untuk mendorong penjualan emas Antam di Surabaya. Kontribusi Surabaya dalam penjualan emas Antam terbilang besar, kedua terbesar di Indonesia.
Ia melanjutkan, target penjualan emas Antam Surabaya sepanjang 2022 di angka 800 kilogram. Hingga November 2022, penjualan emas Antam di Sirabaya masih di angka 750 kilogram. Salah satu upaya untuk memenuhi target penjualan tersebut adalah dengan memindahkan butik ke daerah Pakuwon.
"Kita ingin lebih dekat dengan mitra kita, dengan costumer kita. Kita juga menangkap pasar. Saat kami melakukan survei, kita punya keyakinan besar dengan pindah ini kita bisa menjangkau keinginan masyarakat untuk menabung dan investasi emas," kata Purwanto.