Kamis 22 Dec 2022 21:38 WIB

Festival Kolintang dan Perjuangan Mendapatkan Pengakuan UNESCO

Pinkan Indonesia berusaha agar kolintang menjadi Warisan Budaya tak Benda Dunia.

Penampilan ibu-ibu di acara Festival Kolintang di Gedung Graha Jalapuspita, Jakarta Pusat pada Rabu-Kamis (21-22/12/2022).
Foto: Istimewa
Penampilan ibu-ibu di acara Festival Kolintang di Gedung Graha Jalapuspita, Jakarta Pusat pada Rabu-Kamis (21-22/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia memperingati Hari Ibu 2022 dengan menyelenggarakan Festival Kolintang di Gedung Graha Jalapuspita, Jakarta Pusat pada Rabu-Kamis (21-22/12/2022). Kegiatan bertema 'Terima Kasih Ibu Atas Cintamu' tersebut diadakan sebagai bentuk dukungan pelestarian nilai-nilai budaya Nusantara sekaligus mendukung program pemerintah di bidang pariwisata.

Ketua Umum Pinkan Indonesia, Penny Iriana Marsetio menuturkan, perhelatan Festival Kolintang diikuti sebanyak 17 grup yang tampil memukau. Mereka berasal dari ibu-ibu Persit Chandra Kirana, Jalasenastri, dan Pia Ardhya Garini, termasuk dari kalangan sipil.

"Mereka yang tampil ini ada yang sudah 10 tahun menggeluti kolintang, sehingga dengan festival ini peserta bisa lebih semangat dan berkreasi lebih baik lagi," kata Penny di Jakarta, Kamis.

Menurut Penny, para grup yang tampil bisa saling unjuk kebolehan di hadapan para tamu undangan. Mereka terbukti sudah ahli memainkan alat musik khas Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tersebut dengan membawakan berbagai lagu daerah.

Hanya saja, panitia tidak memilih juara dari 17 grup yang tampil. Pihaknya mengadakan festival dengan tujuan lebih agar mereka yang bergiat dengan kolintang dapat memutar kembali kemampuannya ketika tampil di panggung.

Dia pun mengapresiasi seluruh peserta yang sudah menunjukkan penampilan terbaik di panggung. Bagi Penny, permainan kolintang perlu dilestarikan agar semakin dikenal luas di kalangan seluruh lapisan masyarakat. "Wanita jangan lelah berkarya dan bergembira. Kalau sudah bergembira nanti sehat dan membangun jiwa NKRI dengan gembira," kata istri eks KSAL Laksamana (Purn) Marsetio tersebut.

Penny juga membagikan kabar terkini terkait perjuangan Pinkan Indonesia dalam memperjuangkan kolintang agar diakui menjadi Warisan Budaya tak Benda Dunia UNESCO. Dia pun sudah berkonsultasi dengan Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof Ismunandar terkait upaya perjuangan alat musik khas masyarakat Minahasa tersebut mendapatkan pengakuan UNESCO.

Penny mengatakan, Pinkan Indonesia sedang memikirkan dua cara terkait Kolintang Goes to UNESCO, yaitu melalui single atau joint nomination. Nantinya, pilihan terbaik yang akan dipilih supaya perjuangan yang dirintisnya benar-benar terwujud.

"Kolintang sedang dalam perjalanan untuk diakui UNESCO, kami 70 persen perjalanan, kami sudah diterima Dubes Tetap Unesco yang ada di Paris, Prancis dan tanggal 24 Desember (2022) ada pemantapan, kami mengambil pimilihan menuju pengakuan kekayaan tak benda dengan alternatif extention," kata Penny.

Istri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, yaitu AKBP Veronica Yulis Prihayati mengapresiasi acara yang diadakan Pinkan Indonesia dalam memfasilitasi pegiat kolintang untuk bisa menyalurkan bakat dan kemampuannya dalam memainkan alat musik tradisional tersebut. Veronica pun memuji penampilan tim dari ibu-ibu istri anggota TNI yang bisa tampil maksimal dengan membawakan lagu masing-masing.

Veronica pun mendukung agar alat musik kolintang juga digeluti oleh para prajurit TNI tiga matra. Secara khusus, ia mendorong para bintara dan tamtama agar mempelajari kolintang agar permainan alat musik tersebut tidak hanya terkenal di Kota Manado dan sekitarnya, melainan bisa terus berkembang luas dan dikenal di semua kalangan.

"Saya sudah memerintahkan ibu-ibu di jajaran melakukannya, tapi kembali lagi apakah bisa atau tidak. Untuk anggota, kalau perwira kan pindah-pindah dinas. Nah bintara dan tamtama itu lebih langgeng untuk belajar kolintang," kata Veronica.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement