Kamis 22 Dec 2022 19:13 WIB

Polisi Klaim Kasus KDRT oleh Pimpinan Perusahaan Terkendala Visum

Terlapor dijadwalkan memenuhi pemanggilan Polres Metro Jaksel pekan depan.

KDRT (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan hasil visum menjadi kendala menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam rentang waktu 2021 hingga 2022. Kasus KDRT ini diduga dilakukan pimpinan perusahaan berinisial RIS kepada dua anaknya.

"Kami menunggu hasil visum karena peristiwanya antara setahun dan dilaporkan di tanggal 23 September 2022," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, di Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga

Ary menambahkan, pihak Kepolisian masih mengarahkan dua korban yang berusia 10 dan 12 tahun menjalani konseling ke Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Konseling sudah tiga kali dijalani.

Menurut dia, pihaknya juga menyesuaikan pertemuan antara pihak pelapor, korban dan konselor. Sehingga perlu banyak waktu untuk menangani kasus sampai tuntas.

"Kami tidak menunggu viral, karena kami memastikan peristiwa yang dilaporkan adalah kekerasan terhadap anak, sebagaimana diatur Pasal 76C Jo 80 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak," tegasnya.

Setelah mendalami peristiwa dan mengumpulkan fakta, penyidik menemukan dugaan peristiwa pidana yang akhirnya kasus ini ditingkatkan menjadi proses penyidikan. Ary menambahkan, dua korban akan menjalani konseling keempat kalinya pada Jumat (23/12/2022) dan mengupayakan memanggil terlapor mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan.

"Pekan depan, karena pekan ini akan kami kirimkan panggilan sebagaimana diatur di KUHP, perlu waktu yang cukup untuk memanggil orang supaya datang," katanya.

Polres Metro Jakarta Selatan menindaklanjuti kasus dugaan KDRT yang diduga melibatkan seorang pimpinan perusahaan berinisial RIS. Kasus ini terjadi di tempat kejadian perkara (TKP), yakni Apartemen Signature Park Jalan Letjen MT Haryono Kav 22-23 Tebet, Jakarta Selatan.

Motif sementara diduga sang ayah terbawa emosi lantaran anaknya bermain gim (game) sehingga tidak melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah atau belajar daring pada 2021. Kasus ini sedang ditangani oleh pihak Kepolisian dengan surat laporan kepolisian bernomor LP/2301/IX/2022/RJS pada Jumat 23 September 2022 jam 19.00 WIB.

Pasal yang dipersangkakan kepada terlapor mengenai kekerasan terhadap anak dan KDRT serta perbuatan tidak menyenangkan dengan kekerasan. Yakni Pasal 76C Jo 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Jo 44 UU Nomor 23 Tahun 2004 dan Jo Pasal 335 KUHP tentang Penghapusan KDRT.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement