REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster semakin diperbanyak dan diperluas. Menurut dia, program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kelompok-kelompok seperti ini klaster-klaster seperti ini yang memang harus diperbanyak," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Penyerahan KUR Klaster di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Jokowi mengatakan, model KUR klaster ini bisa dilakukan di semua sektor. Seperti perkebunan rakyat, peternakan, perikanan, industri UMKM, dan usaha-usaha lainnya yang memiliki peluang pasar yang besar maupun produk-produk unggulan di dalam negeri. Sehingga, daya saing bisa semakin meningkat dan produk-produk unggulan bisa masuk ke pasar global.
Selain itu, Jokowi juga meminta kepada perbankan agar meningkatkan penyaluran pembiayaan untuk UMKM. Saat ini, Bank BRI sendiri telah menyalurkan sekitar 84 persen pembiayaan untuk UMKM. Ia pun mendorong perbankan lainnya agar meningkatkan angka penyaluran pembiayaannya untuk UMKM.
“Tapi bank-bank yang lain juga harus didorong agar memiliki juga kepedulian untuk ngurus yang mikro, yang kecil, maupun yang menengah. Karena kalau kita urus yang kecil-kecil itu bisa jadi menengah, yang menengah kita urus bisa jadi gede. Inilah nanti yang akan mendorong ekonomi kita tumbuh dengan baik dan berkeadilan,” tegas Jokowi.
Presiden pun mengingatkan agar fasilitas pinjaman ini disalurkan tepat sasaran dan dilakukan secara transparan serta akuntabel. Menurut Jokowi, hingga saat ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah disalurkan kepada 39,4 juta pelaku UKM. Ia pun mengaku senang dengan adanya program KUR Klaster saat ini. Ia mengatakan, model KUR Klaster memang diperlukan sehingga akan lebih memudahkan proses penyalurannya.
“Yang kalau sudah ngumpul itu enak, yang minjamkan juga ga ngurusi satu per satu, ngurusi berapa Rp 10 juta, Rp 10 juta, kalau Rp 50 miliar berapa orang kan, banknya juga pusing. Lebih bagus greg, kemudian di klaster itu dibagi-bagi,” kata Jokowi.
Ia mengatakan, program pembiayaan berbasis ekosistem ini bisa menghubungkan kelompok usaha dengan model agregasi dan konsolidasi dengan para penjamin pembeli atau offtaker.
"Kita harapkan betul-betul dapat menyerap barang yang sebanyak-banyaknya dari kelompok-kelompok yang ada dan mendapatkan kepastian pasar, menurunkan risiko kredit, pembiayaan usaha, dan dari lembaga-lembaga penyalur KUR utamanya bank," ujarnya.