REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga survei Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) mengungkapkan elektabilitas atau keterpilihan Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan istri Gubernur Jabar Atalia Praratya terus naik jelang Pemilihan Wali Kota Bandung tahun 2024. Kenaikan elektabilitas dipengaruhi oleh faktor kinerja serta figur sosok yang baik di masyarakat.
"Dua-duanya konsisten mengalami tren peningkatan elektabilitas meski secara statistik tidak secara signifikan, tapi keduanya merangkak naik. Mereka mampu menjaga dan me-maintain isu," ujar Peneliti IPRC Indra Purnama saat merilis hasil survei opini publik tentang Pilwalkot Bandung, Senin (12/12/2022).
Survei yang dilakukan IPRC dari 20 hingga 28 November dengan responden sebanyak 800. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Mereka yang disurvei sudah memiliki hak pilih dan sudah menikah. Sampel dipilih secara proposional sehingga mampu mewakili populasi.
Indra mengatakan apabila pilwalkot digelar hari ini maka yang dipilih, yaitu petahana Yana Mulyana dengan angka 28,5 persen dan di urutan ke dua Atalia Praratya dengan angka 25,6 persen. Pada urutan ketiga terdapat Nurul Arifin, keempat Raffi Ahmad dan kelima M Farhan.
Pada pertanyaan semi terbuka tentang elektabilitas kepada responen, ia mengatakan Yana Mulyana berada di urutan pertama dengan angka 29,5 persen naik 7,7 persen dari survei yang dilakukan Juli lalu. Atalia Praratya memiliki elektabilitas 28,1 persen naik 7,2 persen dari sebelumnya 20,9 persen.
"Yana Mulyana soal berkinerja baik kalau bu Atalia kan dia memaintenance isu sebagai figur yang mencitrakan diri sebagai ibu yang baik, santun dan seterusnya," katanya.
Sedangkan politisi Nurul Arifin dan artis Raffi Ahmad mengalami kenaikan elektabilitas. Namun untuk M Farhan dan budayawan Budi Dalton mengalami penurunan termasuk adik Gubernur Jabar Elpi Nazzmuzaman.
"Ada beberapa kandidat individu dipersepsi baik mengalami peningkatan elektabilitas, ada juga yang mengalami penurunan elektabilitas meski tidak signifikan," katanya.
Pihaknya menduga jika selama enam bulan dari survei pada Juli lalu terdapat beberapa isu termasuk kinerja yang mempengaruhi persepsi publik terhadap elektabilitas individu.
"Pak Yana Mulyana normal (elektabilitas naik) di politik namanya incumbent akan leading," katanya.