REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan pentingnya pendekatan cinta kasih dalam menghadapi tahun politik. Ia mengajak agar masyarakat tetap berpegang pada sikap dan perilaku politik yang baik dan terpuji.
"Pendekatan-pendekatan yang bersifat keras, kasar, bahkan adu domba hanya merugikan kita semua," kata Moeldoko saat menerima audensi Pengurus Wilayah Aceh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia, dikutip dari siaran pers KSP, Selasa (13/12).
Menurut Moeldoko, demokrasi dan stabilitas harus berjalan seimbang dan bisa dikelola dengan baik. Jika satu dari dua hal itu mendominasi, maka akan terjadi ketimpangan dan berpotensi memunculkan kerusuhan.
Ia pun mencontohkan kondisi di Timur Tengah yang tidak kondusif ketika demokrasi dan stabilitas tidak terjaga. "Contohnya di Timur Tengah. Ketika demokrasi dan stabilitas tidak terkonsolidasi dan terjaga, yang terjadi justru situasi yang tidak kondusif. Saya berpengalaman menghadapi situasi seperti itu saat menjadi Panglima TNI," kata Moeldoko.
Moeldoko juga meminta Jamaah Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia dan seluruh masyarakat untuk ikut berkontribusi menciptakan tahun politik yang kondusif dengan penuh cinta kasih. "Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh keterlibatan dan doa dari seluruh kalangan masyarakat," ujarnya.