Jumat 09 Dec 2022 21:12 WIB

Kapolda Sebut Gas Metana Diduga Penyebab Ledakan Tambang di Sawahlunto

Polisi akan melakukan pengecekan ulang dan mengkaji standar operasional tambang.

 Tim penyelamat dan pekerja menunggu di pintu masuk tambang batu bara saat mencari korban setelah ledakan Jumat, 9 Desember 2022, di Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia. Sejumlah orang tewas dalam ledakan itu.
Foto: AP/Devanya Zianisa
Tim penyelamat dan pekerja menunggu di pintu masuk tambang batu bara saat mencari korban setelah ledakan Jumat, 9 Desember 2022, di Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia. Sejumlah orang tewas dalam ledakan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Barat Inspektur Jenderal PolisiSuharyono menyatakan gas metana diduga menjadi penyebab terjadinya ledakan di lubang tambang SD C2 (Lori 2) milik PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022).

"Laporan yang saya terima sejauh ini memang diduga kuat akibat adanya gas metana yang memicu terjadinya ledakan, namun kita akan turunkan tim khusus dari Polda Sumbar untuk melakukan penyelidikan," kata Kapolda usai meninjau lokasi kejadian.

Baca Juga

Ia mengatakan polisi akan melakukan pengecekan ulang dan mengkaji standar operasional tambang yang dalam kedalaman tertentu memang terdapat gas metana. "Seharusnya ada standar keselamatan jika ada letupan akibat gas metana, namun kami akan melakukan penyelidikan," katanya.

Ia juga mengatakankorban akibat ledakan tambang itu mengalami luka-luka karena memang gas metana ini membuat letupan atau semburan api di seluruh lubang tersebut. "Ada korban yang selamat, namun mengalami luka bakar hingga 30 persen. Kita akan pastikan lagi untuk penyebabnya dan akan turunkan tim untuk mengungkap hal ini," katanya.

Ia mengatakan tambang batu bara itu sudah beroperasi sejak 2006 dan sejak saat itu baru kali ini terjadi ledakan. Tambang itumemiliki 22 lubang dan lokasi yang meledak ada di salah satu dari lubang tambang tersebut.

PT Nusa Alam Lestari selaku pengelola juga memiliki izin lengkap dalam melakukan usaha tambang batu bara denganratusan pekerja yang menggantungkan hidupnya di perusahaan itu. "Kita tidak ingin prematur dalam menyikapi kasus ini dan saat ini tambangkita tutup sementara untuk dilakukan penyelidikan guna mencari penyebab pasti terjadinya ledakan," kata Kapolda.

Suharyono juga menambahkan kedatangannya ke lokasi kejadian usai menjalani kunjungan kerja ke Mapolres 50 Kota setelah sebulan menjabat sebagai Kapolda Sumbar. "Itu polres ke-10 yang saya kunjungi, lalu ada kejadian ledakan, saya langsung bergerak ke sini untuk mengetahui kejadian dan langkah-langkah apa yang akan diambil," ujarnya.

Hingga Jumat petang, Tim SAR gabungan telah mengevakuasi sebanyak sepuluh orang pekerja yang meninggal dunia dan empat orang korban selamat dalam peristiwa ledakan tambang batu bara itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement