Kamis 08 Dec 2022 21:55 WIB

Pemkab Bogor: Nasib Flyover Jalan Bojong-Kemang Masih Gantung

Pemkab Bogor sebut nasib pembangunan flyover Jalan Bojong-Kemang menunggu Pusat.

Pekerja beraktivitas di proyek jalan utama Bojong Gede -Kemang (Bomang) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemkab Bogor sebut nasib pembangunan flyover Jalan Bojong-Kemang menunggu Pusat.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pekerja beraktivitas di proyek jalan utama Bojong Gede -Kemang (Bomang) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemkab Bogor sebut nasib pembangunan flyover Jalan Bojong-Kemang menunggu Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih menunggu respons pemerintah pusat mengenai nasib pembangunan Jalan Bojonggede-Kemang (Bomang) yang membutuhkan jalan layang (flyover).

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengaku sudah menugaskan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Baca Juga

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bogor hingga kini mewujudkan pembangunan Jalan Raya Bomang dengan cara bertahap menggunakan APBD Kabupaten Bogor.

"Butuh dana dari pemerintah pusat, saya pun meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat," kata Iwan.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bogor, Soebiantoro menjelaskan kini pihaknya sedang mengerjakan pembangunan jalur lambat Jalan Raya Bomang. Proyek senilai Rp 90 miliar itu progres pengerjaannya kini sekitar 70 persen.

"Saya optimistis, jalur lambat Jalan Raya Bomang yang akan tersambung di Desa Susukan bisa digunakan oleh masyarakat pada awal tahun 2023 mendatang. Proyek pembangunannya terus dikebut," kata Soebiantoro.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin menyebutkan pihaknya telah menyurati Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai kebutuhan flyover di Jalan Raya Bomang.

"Sudah bersurat dan meminta Kemenhub ikut memikirkan ini meski pada akhirnya pembangunan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR, saya rasa kalau disampaikan ke Kemenhub masih masuk," kata Burhan.

Menurutnya, flyover dibutuhkan agar Jalan Bomang yang kini masih dalam tahap pengerjaan jalur lambat dapat terhubung dengan Jalan Tegar Beriman atau pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor.

Pasalnya, Jalan Bomang dengan Jalan Tegar Beriman saat ini terpisah dengan jalur KRL Jabodetabek dan aliran sungai. Sehingga opsi pembangunan flyover menjadi menjadi jauh lebih baik dibanding membangun underpass.

Burhan menyebutkan, Jalan Bomang-Tegar Beriman, pada akhirnya akan menghubungkan Jalan Raya Bogor-Parung dan Jalan Raya Bogor-Jakarta. Bahkan, menjadi semakin strategis karena akan ada Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) di wilayah Tajurhalang.

"Juga akan nyambung ke Tol Bogor Outer Ring Road (BORR). Jadi akan memudahkan mengkoneksikan langsung Bogor dengan Banten dalam hal ini Ciputat, Tangerang Selatan," jelas Burhan.

Pemkab Bogor pun tidak mempermasalahkan jika Jalan Bomang-Tegar Beriman diambil alih kewenangannya oleh pemerintah pusat. Karena jalan ini menghubungkan jalan nasional, yakni Jalan Parung-Bogor dengan Jalan Raya Bogor-Jakarta.

"Tidak masalah karena total lebar jalannya cukup besar mencapai 60 meter dan menyambungkan dua jalan nasional. Kriterianya masuk," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement