Kamis 08 Dec 2022 08:04 WIB

Pekerja Semakin Banyak Ingin Berkarier di Dunia Digital

Sudah banyak situs maupun cara untuk fokus bekerja dalam dunia digital.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Para pekerja semakin banyak yang ingin berkarier di dunia digital (ilustrasi).
Foto: Unsplash
Para pekerja semakin banyak yang ingin berkarier di dunia digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan yang bergerak di dunia digital semakin diincar para pencari kerja, bahkan diincar juga oleh para investor. Sebuah situs pencari kerja digital Jooble, memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan kebutuhan profesi digital tertinggi dalam beberapa tahun ke depan.

"Kami memahami tren ketenagakerjaan dan mengetahui bahwa Indonesia dengan laju perkembangannya, dan memprediksi akan menjadi negara dengan kekurangan profesi terbesar di dunia digital pada 2030," ujar Co-founder Jooble, Roman Prokofiev, dilansir dari AIN Capital dikutip di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Saat ini, sudah banyak situs maupun cara untuk fokus bekerja dalam dunia digital maupun perusahaan digital. Tidak heran pula, jika Jooble berani menginvestasikan hingga satu juta dolar AS atau sekitar Rp 1,56 miliar di perusahaan yang memberi pelajaran tersebut.

Seperti JayJay yang merupakan startup edtech di Indonesia, yang meraup suntikan dana besar. Baru didirikan pada Mei 2021, JayJay merupakan perusahaan rintisan yang mengembangkan platform untuk membantu orang mempelajari profesi di dunia digital.

Perusahaan rintisan yang didirikan oleh Vitaliy Syomka dari Ukraina tersebut, menawarkan empat kursus daring, seperti digital marketing, UX writing, QA engineer, dan digital illustration. Dalam waktu dekat, JayJay juga akan meluncurkan kursus full stack developer dan desain interior.

Dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, Vitaly Syomka memprediksi, jika layanan pendidikan daring menghadapi banyak halangan mulai dari tidak efektif, serta keterbatasan teknologi dan aksesibilitas. "Kursus online akan menjadi lift sosial yang cepat untuk bagian populasi yang kurang terlindungi. Kami memperkirakan ledakan edtech berikutnya akan terjadi di Asia. Jadi, startup kami bertujuan untuk melatih satu juta siswa dalam tiga tahun ke depan,” ujar Vitaly.

Kursus daring juga biasanya mengutamakan program belajar bersama para praktisi profesional di Indonesia dan dunia. Pelajar nantinya akan memiliki waktu belajar yang fleksibel dengan porsi pembelajaran 100 persen daring. Para alumni yang telah menyelesaikan kursus juga akan dibantu untuk mendaftar program magang untuk mencapai karier terbaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement