Rabu 07 Dec 2022 14:10 WIB

Ini 11 Program Intervensi Kemenkes demi Kejar Target Penurunan Stunting 

Dengan pendekatan spesifik diharapkan bahwa penurunan stunting bisa terjadi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
ilustrasi Stunting
Foto:

Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir. Intervensi spesifik sebelum lahir dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir itu meliputi Balita, Baduta baik yang mempunyai gizi buruk maupun yang tidak mempunyai gizi buruk.

Ada 11 program intervensi spesifik. Sebelum lahir meliputi remaja putri konsumsi tablet tambah darah. Selanjutnya, skrining anemia pada siswa kelas 7 dan 10. Pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak 6 kali (2 kali dengan dokter termasuk pemeriksaan USG,).

Ibu Hamil mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilannya dan ibu hamil KEK mendapat tambahan asupan gizi protein hewani. Anemia/kekurangan darah masih menjadi masalah remaja putri saat ini di Indonesia. Tablet tambah darah yang diminum setiap minggu oleh remaja putri ini menjadi salah satu pendekatan spesifik yang harus dilakukan pada sekolah-sekolah.

Intervensi setelah lahir dilakukan dengan kegiatan seperti ASI Eksklusif minimal 6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani pada usia 6-23 bulan. Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya melalui kegiatan Posyandu ataupun penimbangan lainnya setiap bulan.

Adanya tatalaksana balita dengan masalah gizi kurang/gagal tumbuh, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi.

 

Melalui kegitan penimbangan, pengukuran panjang badan dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan, dapat mendeteksi adanya weight faltering ataupun masalah gizi yang terjadi sehingga bisa dilakukan intervensi lebih awal dan dirujuk untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi yang berkepanjangan, stunting dan munculnya gizi buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement