REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Upaya pencarian korban hilang akibat gempa Cianjur secara massif telah dilakukan selama 16 hari. Namun hingga hari terakhir perpanjangan ketiga upaya pencarian selama tiga hari, masih ada delapan korban yang dinyatakan hilang.
''Kami menggelar operasi SAR sejak pertama kejadian 21 November lalu cukup massif melibatkan relawan potensi SAR sebanyak 1.850 orang,'' ujar Kepala Kantor SAR Bandung Jumaril kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (6/12/2022) sore. Hal ini belum ditambah dukungan TNI, Polri dan internal Basarnas hingga mencapai dua ribu personel khusus klaster SAR.
Jumaril menerangkan, tahapan operasi dilaksanakan sesuai aturan tujuh hari dan toleransi penambahan 3 kali 3 hari dan sudah 16 hari operasi SAR. Ia mengatakan operasi SAR tidak dihentikan begitu saja.
Sebab masih ada delapan korban dicari. ''Terhitung besok Rabu (7/12/2022) metode pencarian yang sebelumnya massif dilakukan kini mulai besok pencarian pasif,'' kata Jumaril.
Di mana akan mengandalkan alat berat dan tim SAR hanya melakukan stand by mengawasi dan mengarahkan kinerja alat berat. Sehingga ada pengurangam personel dan peralatan, meskipun tetap ada tim SAR yang mengawal dan mendampingi alat berat ketika ada temuan melakukan evakuasi.
Intinya, kata Jumaril, personel tidak sebanyak kemarin. Namun ke depan dengan didukung Polri dan TNI yang dialokasikan klaster SAR termasuk relawan membantu pencarian ini.
Dilaksanakan sampai berakhirnya tanggap darurat 20 Desember 2022. Jumaril menuturkan, hal ini menandai mulai mengurangi sumber daya dan pemda akan melanjutkan tahap selanjutnya rehabilitasi dan kegiatan lain.
Asisten Daerah II Setda Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu Thoyib menerangkan, hasil pencarian Selasa ini belum menemukan korban yang hilang dan korban meninggal tetap 334 orang. Sehingga korban hilang dalam pencarian sebanyak delapan jiwa. Sementara korban luka berat mencapai 593 orang dan masih dirawat di semua rumah sakit Cianjur sebanyak 44 orang.