Senin 05 Dec 2022 17:54 WIB

Guru Besar Unair: Usung Ganjar-Erick Jadi Capres-Cawapres Langkah Rasional

Ganjar-Erick dinilai seperti Soekarno-Hatta politikus dan teknokrat.

Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri car free day di Kota Solo, Ahad (7/8/2022).
Foto: Dok
Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri car free day di Kota Solo, Ahad (7/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi salah satu partai yang mulai melirik Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai peluang diusung menjadi capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Bahkan di acara peluncuran bakal calon legislatif (Bacaleg) PAN se-Jawa Tengah di Kota Semarang, Ketua umum PAN Zulkifli Hasan terang-terangan menyebut Ganjar dan Erick pantas diusung PAN menjadi capres dan cawapres di Pilpres 2024.

Elektabilitas Ganjar sebagai capres dalam beberapa survei berada di papan atas. Hasil terbaru dari Indikator Politik Indonesia mesih menempatkan kader PDI Perjuangan ini berada di 33,9 persen. Elektabilitas Erick Thohir juga terus merangkak naik cawapres, bahkan Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Erick di periode November 2022 ini naik cukup signifikan menjadi 9,6 persen.

Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Prof Hotman Siahaan menilai langkah PAN yang mulai menyatakan Ganjar dan Erick pantas diusung sebagai capres dan cawapres merupakan langkah yang sangat rasional. Sebab dari beberapa survei politik yang dilakukan oleh lembaga survei yang memiliki kredibilitas tinggi, kedua tokoh tersebut selalu berada di posisi puncak elektabilitas.

"PAN sangat rasional memilih mereka sebagai capres dan cawapres 2024. Semua yang dilakukan oleh PAN berdasarkan basis data yang sangat akurat dari lembaga survet terpercaya di Indonesia. Sehingga apa yang disampaikan PAN ada nalar dan justifikasi berdasarkan basis datanya. Bukan asal-asalan," kata Hotman.

Berdasarkan simulasi dari berbagai lembaga survei politik yang ada, kata dia, calon pasangan capres dan cawapres, Ganjar-Erick merupakan kandidat yang terkuat untuk disung di 2024. Hotman menduga pasangan Ganjar Erick ini sangat diminati oleh masyarakat lantaran kombinasi yang sangat pas.

Ganjar merupakan representasi politisi yang sangat piawai di Indonesia. Sedangkan Erick dinilai Hotman memiliki kinerja yang luar biasa di BUMN. Berbagai permasalahan yang pelik dapat diselesaikan dengan baik oleh Erick. Selain itu faktor kedekatan kedua tokoh ini kepada Presiden Jokowi juga turut meningkatkan elektabilitas Ganjar Erick.

"Pasangan Ganjar Erick ini bagaikan pasangan Soekarno dan Hatta di era kemerdekaan dahulu. Dahulu Soekarno merupakan politikus yang besar dan solidarity maker. Sedangkan Hatta merupakan teknokrat yang handal dan administratif maker," kata Hotman menganalisis.

Ia menilai, Ganjar bisa mempersatukan banyak orang seperti Soekarno. Sedangkan Erick administratif maker seperti Hatta. Kinerja Erick di BUMN sangat luar biasa. "Pasangan ini dari dimensi sosial juga sudah terlihat dan dari dimensi politik juga sangat cocok," kata Hotman.

Selain itu menurut Hotman pasangan Ganjar Erick juga memiliki basis pemilih yang bisa saling melengkapi di pilpres 2024 mendatang. Ganjar memiliki basis masa yang sangat kuat di wilayah Jateng dan Jatim. Sedangkan Erick memiliki basis masa di generasi milenial maupun pesantren.

"Jika dilihat dari ideal politisnya pasangan Ganjar Erick ini merupakan harapan masyarakat untuk menuju Indonesia Emas. Untuk melanjutkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," ungkap Hotman.

Meski Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih tetap ingin memajukan ketua umum parpolnya untuk menjadi presiden di pilpres 2024, namun Hotman yakin Golkar, PPP dan PAN akan mengambil sikap rasional. Mereka yang bergabung dalam KIB diyakini tak akan mendukung sosok yang tak laku di jual di pilpres 2024 mendatang.

"Mencalonkan ketua umumnya sebagai presiden itu perlu. Itu sebagai justifikasi politik dan solidaritas parpol. Namun mereka akan bersikap rasional dengan tak memilih calon yang elektabilitas rendah dan pasti kalah di pilpres 2024. Pasti mereka akan memilih calon yang elektabilitas tinggi dan laku di jual. Nanti parpol akan mendapatkan manfaat dari kemenangan capres cawapres yang diusung. Dalam teori politik dinamakan coat-tail effect (efek ekor jas)," kata Hotman.

Gajar dinilai Hotman nantinya juga akan berani untuk diusung menjadi capres oleh parpol lain. Pengamat politik dari Unair ini yakin Gajar akan menggunakan rasionalitasnya untuk dapat diusung menjadi capres di pilpres 2024 mendatang.

Ia juga optimistis PDIP juga akan menggunakan rasionalitasnya di pilpres dan pileg 2024. "Pasti mereka juga tak akan mendukung capres yang elektabilitas hanya nol koma. Pasti PDIP juga akan mencari coat-tail effect dari capres yang nanti akan diusung. Saya yakin akan ada komunikasi antar PDIP dan parpol untuk mengusung Ganjar Erick," tutup Hotman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement