REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini terutama di area sejauh 17 kilometer (km) dari puncak atau pusat erupsi Gunung Semeru.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. "Ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 kilometer," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (4/12/2022).
Di samping itu, masyarakat diharapkan tidak beraktivitas dalam radius delapan Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, area tersebut termasuk rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selanjutnya, warga diminta juga untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang. Kemudian juga harus mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan
Sebagai informasi, Gunung Semeru secara administratif terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Sebelumnya gunung berketinggian 3.676 mdpl tersebut berada pada level III (Siaga) sejak 16 Desember 2021. Namun status ini resmi dinaikkan menjadi level IV (awas) pada Ahad (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan laporan pemantauan, gunung pada 4 Desember 2022 mengalami erupsi yang disertai APG. Situasi ini masih berlangsung terus-menerus dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati. "Namun awan panas guguran teramati dengan jarak 12 km dari puncak dan masih terus berlangsung," ucapnya.
Selanjutnya, jumlah dan jenis gempa yang terekam periode 4 Desember 2022 pukul 00.00 WIB sampai 12.00 WIB didominasi oleh Gempa Awan Panas dan gempa letusan 13 kali. Amplitudo awan panas terekam 40 milimeter dan masih berlangsung hingga saat ini.
Sementara itu, sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan dapat mencapai radius delapan km dari puncak. Lalu untuk material lontaran berukuran abu saat ini mencapai 12 Km ke arah tenggara. Arah dan jarak sebaran material abu ini dapat berubah tergantung arah dan kecepatan angin.
Wafid juga mengungkapkan perihal arah luncuran APG dan guguran ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Menurut dia, jangkauan awan panas guguran sudah mencapai lebih dari 13 Km. Selain itu, dia menilai, lahar dingin dan lahar panas dapat terjadi di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak khususnya sepanjang aliran sungai.