Jumat 02 Dec 2022 09:35 WIB

Buka Rakernas FKUB, Kepala BPIP Sebut FKUB Miniatur Kebhinekaan

FKUB merupakan wadah yang dibentuk masyarakat dan difasilitasi pemerintah

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Palu, Kamis, (1/12/2022).
Foto: istimewa
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Palu, Kamis, (1/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,SULAWESI TENGAH--Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Palu, Kamis, (1/12/2022).

Dalam sambutannya ia menyebut FKUB merupakan miniatur kebhinekaan yang dapat menyatukan latar belakang agama yang diharapkan memberikan harmonisasi beragma khususnya di Sulawesi Tengah. "Kerukunan umat beragama menjadi kunci terpenting dalam terbentuknya FKUB yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara", paparnya.

Baca Juga

FKUB merupakan wadah yang dibentuk  masyarakat dan difasilitasi pemerintah dalam rangka membangun dan memelihara serta memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan bagi seluruh pemeluk agama di Indonesia.

Ia juga menyebut terdapat tiga indikator dalam penilaian indeks kerukunan umat beragama, yaitu toleransi, kesetaraan dan kerja sama. "Indikator toleransi merepresentasikan dimensi saling menerima dan menghargai perbedaan", ujarnya

"Kesataraan mencerminkan keinginan saling melindungi, memberi hak dan kesempatan yang sama dengan tidak mengedepankan superioritas", sambungnya.

Ia berharap sebagai warga negara yang religious sekaligus nasionalis dapat mampu menafsirkan posisi agama dan konstitusi dalam kehidupan bernegara.

Dirinya juga mengaku bangga telah diundang dalam Rakernas FKUB di Kota Palu, selain memiliki potensi Sumber Daya Alam yang baik, Palu juga terkenal dengan adatnya yang kokoh dan kehidupan beragamanya yang harmonis, yang jauh dari kata konflik dan intoleransi. 

Dalam kesempatan yang sama Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura mengapresiasi terselenggaranya Rakernas FKUB tahun 2022 ini. Ia berharap dalam pertemuan tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Indonesia ini dapat menjadi arti dan makna terutama dalam ketukunan umat beragama di Provinsi Sulawesi Tengah."Atas nama Pemda Provinsi saya menyabut baik kepada seMua pihak yang sudah berpartisipasi", ujarnya.

Ia berharap diselenggarakannya Rakernas dapat merumuskan program dan kegiatan FKUB yang sangat baik bagi kehidupan umat beragama."Beragamnya agama di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah, FKUB menjadi garda terdepat dalam menjaga harmonisasi", paparnya.

Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah Prof. Dr. KH. Zaenal Abidin, M.Ag Rakernas yang akan diselenggarakan selama 3 hari ini menjadi semangat bersama untuk menciptakan situasi kondusif."Antusias dan semangat ini menjadi bukti membangun kerjasama yang semakin tinggi terutama di Daerah", paparnya.

Dengan mengusung tema "Meneguhkan Kerukunan, Membangun Peradaban" menjadi landasan kita untuk menyelesaikan persoalan-persoalan agama. Agama jangan sampai menjadi pemicu kegaduhan. Semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian", tegasnya.

Dirinya juga mengaku agama selalu memberikan solusi untuk persatuan dan kesatuan seluruh persoalan Bangsa.  "Agama memberikan solusi untuk persatuan dan kesatuan seluruh persoalan bangsa," katanya.

Hal senada disampiakan Ketua Asosiasi FKBUB Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet. Menurutnya banyak agama bukan untuk bertikai tetapi tuhan menurunkan agama untuk dipilih.

"Kenapa agama ini semua jadi banyak, Tuhan menurunkan banyak agama bukan untuk bertikai dan berkelahi bukan untuk berselisih diantara kita, tetapi tuhan menurunkan banyak agama untuk dipilih salah satu dari agama-agama yang ada di Indonesia", paparnya.

Ia juga berharap para tokoh agama, pemerintah daerah sampai Pusat harus memahami bagaimana beragama yang benar sehingga dapat dicontoh oleh masyarakatnya. "Saya berharap kedepan nanti peradaban yang terbangun agama menjadi solusi dan alternatif sehingga tokoh-tokoh agama harus melalui pemahaman agama yang benar", paparnya.

Ia juga mendorong Pemeringah Pusat dapat mendukung dan merealisasikan Peraturan Bersama Menteri tentang FKUB menjadi peraturan Presiden."Peraturan bersama menteri ini mudah-mudahan segera direlisasikan menjadi Kepres atau Perpres," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement