REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said, mengatakan dalam potensi ancaman krisis yang akan dihadapi, maka solusinya adalah dengan politik kerja sama dan kerja sama politik.
Sudirman mengatakan berbagai potensi krisis akan datang pada 2023, baik yang dipicu oleh krisis kesehatan karena pandemi global Covid-19 , perubahan iklim maupun perubahan geopolitik sebagai akibat dari potensi krisis pangan, energi dan air.
"Ada yang secara spesifik telah mengatakan tiga krisis, yakni energi, pangan dan keuangan. Ada pula yang mengatakan sebagai krisis keamanan, ekonomi dan lingkungan,” kata Sudirman, Jumat (2/11/2022).
Kondisi-kondisi ini, menurut mantan menteri ESDM ini, merupakan tantangan yang akan berpotensi menurunkan kualitas kesejahteraan umum, dan pada sisi yang lain akan memicu penurunan kualitas kohesi sosial, dan berbagai dampak ikutannya. Termasuk, kata Sudirman, penurunan kinerja demokrasi dan hukum.
"Oleh sebab itulah, yang sangat mendesak untuk dimunculkan adalah politik kerjasama dan kerjasama politik,” ungkap Sudirman.
Dijelaskannya, politik kerjasama adalah keinginan dari seluruh kekuatan bangsa untuk meletakkan kepentingan nasional sebagai ujung pencapaian. Hal ini akan mendorong lahirnya pemikiran dan tindakan yang sejauh mungkin mengurangi kompetisi. "Pada sisi yang lain kemampuan untuk menemukan persamaan akan lebih mengemuka ketimbang kemampuan menemukan perbedaan,” kata Sudirman.
Adapun kerjasama politik adalah kesadaran bahwa hanya dengan kerjasama, atau bergotongroyong, maka segala masalah bangsa akan dapat diatasi. "Tentu hal ini hanya mungkin jika seluruh kekuatan politik telah membangun kesadaran bersama untuk bekerja dengan arah yang dipandu oleh kepentingan nasional,” papar dia.
Hanya kerja sama yang didasarkan pada sikap saling menghormati dan sikap saling percaya, kata Sudirman, maka masalah-masalah yang ada dihadapi akan bisa diatasi. Baik itu, penuntasan pandemi global Covid19, pemulihan pascabencana Cianjur, potensi krisis pangan, dan berbagai tantangan lain akan dapat diatasi.
"Kita berharap politik ke depan adalah politik dengan watak sosial yang tinggi dan peka atas keadaan hidup masyarakat,” ungkap dia.