Kamis 01 Dec 2022 19:58 WIB

Kemenkes Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 Hingga 10 Ribu Kasus Akhir Tahun

Lonjakan dipengaruhi mobilitas tinggi saat libur natal dan tahun baru 2023.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.
Foto: Dok Kemenkes
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu memprediksi akan ada kenaikan kasus Covid-19 di akhir tahun ini. Diperkirakan, kenaikan kasus hingga 10 ribu kasus lantaran adanya mobilitas tinggi saat libur natal dan tahun baru 2023.

"Perkiraan kasus Covid-19 ada kenaikan di akhir tahun, apalagi ada subvarian XBB. Kenaikan berapa kali lipat, kasus kita saat ini kan 7.000an bisa saja naik 10 ribuan, tapi kalau progres jalan dengan baik bisa stabil (kasus Covid-19) ya," kata Maxi di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga

Karena itu, Kemenkes mengharapkan tracing dan testing tetap dilakuakn. "Karena daerah-daerah tertentu ada yang sudah tidak lakukan testing dan tracing lagi," kata Maxi.

Maxi melanjutkan, antisipasi yang dilakukan adalah dengan terus menerapkan protokol kesehatan serta mengejar cakupan vaksinasi. Saat ini pun kelompok lanjut usia sudah mulai diberikan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.

"Kenapa lansia (yang diberikan booster kedua), karena setelah dievaluasi dua bulan terakhir ini yang banyak wafat (Covid-19) adalah lansia. Dan dari lansia yang wafat itu kebanyakan belum mendapatkan vaksin dan yang kedua baru vaksin satu kali. Makanya kami memprioritaskan utnuk lansia," kata Maxi.

Perihal pemberian vaksin dosis keempat untuk masyarakat umum, saat ini masih belum menjadi prioritas. Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong adanya pemberian vaksin dosis keempat untuk masyarakat umum.

"Rencana (booster kedua untuk masyarakat umum) ada, tapi kita konsentrasi ke booster pertama dulu karena baru 38 persen sementara target kita 50 persen. Sehingga untuk booster kedua ini baru untuk para tenaga kesehatan dan lansia dulu," kata Maxi.

Dikonfirmasi terpisah, Ahli Epidemiologi Dicky Budiman menilai vaksin Covid-19 dosis ketiga dan keempat harus diberikan untuk semua kalangan. Terutama mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua atau vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama lebih dari 5-6 bulan.

Menurut Dicky, orang-orang yang sudah mendapatkan booster pertama pun tetap masuk dalam kategori berisiko karena munculnya varian baru seperti XBB, BN.1, maupun CH.1 yang membuat kelompok berisiko menjadi bertambah. "Booster dosis ketiga dan keempat untuk semua kalangan, prioritas lansia komorbid dan nakes. Termasuk masyarakat umum juga butuh booster," kata Dicky kepada Republika.co.id, Kamis (1/12/2022).

Semua orang yang dosis ketiganya sudah lebih dari 4 bulan sampai 6 bulan juga berisiko. Kondisi saat ini dengan adanya subvarian baru yang berisiko gejala parah hingga meninggal bukan hanya lansia dan komorbid.

Guna mengurangi tingkat keparahan dan angka kematian, pemberian booster kedua sudah harus diberikan pada semua masyarakat. Selain itu, Dicky juga mengingatkan di luar booster kedua, booster pertama juga harus dikejar cakupannya.

"Saat ini booster atau suntikan ketiga aja masih di bawah 30 persen ya dan ini yang mengkhawatirkan. Sekali lagi saya ingatkan gelombang-gelombang dari Covid-19 ini akan selain memicu kematian juga membesar calon atau para penderita long Covid," kata Dicky.

Pada Kamis (1/12/2022), Satgas Covid-19 melaporkan 4.977 penambahan kasus dengan penambahan tersebut, total kasus positif sampai dengan hari ini mencapai angka 6.669.821. Adapun, kasus meninggal akibat Covid-19 bertambah 54 orang pada hari ini, maka total menembus 159.884 orang.

Untuk kasus sembuh, Satgas Covid-19 mencatat adanya penambahan 6.499, sehingga total kasus sembuh menjadi 6.452.237. Sementara itu, jumlah orang yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama mencapai 203.715.848, sedangkan penerima vaksin dosis kedua mencapai 174.239.124 orang. Untuk penerima vaksin dosis ketiga atau vaksin booster jumlahnya mencapai 66.862.019 orang dan vaksin keempat 863.582 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement