REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022), begitu membekas di benak para korban. Namun, di tengah ketakutan dan kekhawatiran akan terjadinya gempa susulan, ada pula pihak yang harus tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk petugas PLN, Nurul Setyorini.
Ketika gempa terjadi, Nurul yang merupakan pegawai di Bagian Keuangan dan Umum PLN Cianjur, sedang mengikuti rapat di ruang kerjanya di lantai dua. Ruangan berguncang hebat. Ibu satu anak itu pun turun dan berkumpul dengan rekan lainnya di halaman.
Dinding kantor rusak dan beberapa kali terasa guncangan susulan. Telepon genggamnya menerima berbagai pesan dan panggilan masuk, mencari tahu kondisi dirinya.
Sambil menjawab pesan-pesan itu, Nurul segera menghubungi rumah untuk memastikan keadaan anaknya yang berusia tiga tahun aman. "Alhamdulillah, anak saya selamat meski rumah rusak, plafon kamar belakang ambruk. Malam itu saya tidak pulang, tetap di kantor mendukung rekan-rekan teknik yang mulai melakukan pemulihan suplai listrik," ujarnya.
Bersama rekan kerja di PLN Cianjur lain, Nurul menginap di kantor. Dirinya tidur di pos satpam, salah satu ruang yang dirasa aman dari dampak gempa.
Guna mendukung kerja petugas PLN untuk menormalisasi saluran listrik, Nurul dan karyawan lainnya harus menyediakan makanan bagi ratusan petugas PLN di lapangan. Beruntung, dukungan dari unit PLN sekitar datang.
"Malam itu kami mendapat dukungan personel dan suplai makanan dari PLN Cimahi. Selanjutnya, PLN Sukabumi, Gunung Putri, Bogor, Karawang dan Bandung bergantian membantu penyediaan makanan bagi petugas," katanya.
Nurul tidak sendiri, dampak gempa juga dirasakan Hendi Maulana. Pria yang telah 18 tahun bekerja di PLN ini tengah melakukan peninjauan lapangan di daerah RSUD ketika gempa terjadi. Dirinya dan tim Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan(PDKB) sedang melakukan pekerjaan pengamanan jumper.
"Alhamdulilah, personel sudah turun dari tiang saat gempa," katanya.
Setelah memastikan pekerjaannya selesai, Hendi pulang dan bertemu anggota keluarga. Tembok rumahnya bergeser dan atap bangunan rusak. "Sore itu, saya bersama tetangga langsung membangun pengungsian sementara. Keluarga sementara tinggal di Bandung, hanya saya dan anak pertama yang tetap di Cianjur," katanya.
Setelah memastikan keluarga aman, pria 39 tahun ini langsung bergabung kembali dengan tim PLN untuk pemulihan kelistrikan. Hendi tahu betul, kontribusinya sangat dinantikan oleh pelanggan PLN.
Hendi ikut serta dalam penormalan listrik mengingat besarnya dampak gempa terhadap jaringan. Dia jarang melihat keadaan rumah karena fokus melakukan perbaikan tiang rubuh terdampak gempa.
Hendi biasa menelepon buah hatinya untuk memastikan kondisinya serta menanyakan kabar di rumah. "Selama sepekan ini saya siaga di kantor," katanya.
Pemulihan
Memulihkan infrastruktur kelistrikan yang terdampak gempa bumi, tidak mudah. Tetapi, kerja sama dan upaya keras petugas berbuah manis. Sistem kelistrikan yang terdampak gempa pada Selasa, (22/11) pukul 23.05 WIB, berhasil dipulihkan. Pasokan listrik ke 326.028 pelanggan kembali normal dalam waktu kurang dari 36 jam.
Listrik kembali menyala. Pulihnya listrik daerah terdampak gempa di Cianjur membawa rasa aman dan tenang bagi masyarakat. Gempa bumi menyebabkan 326 ribu pelanggan terdampak, dan telah normal seluruhnya pada Selasa (22/11) malam.
Upaya percepatan penormalan aliran listrik pascagempa, PLN menerjunkan 452 personel, tujuh crane, 14 genset dan 110 kendaraan roda empat. Dede Haryadi, warga Desa Cieundeur, Kecamatan Warungkondang menyampaikan terima kasih atas gerak cepat PLN memulihkan aliran listrik.
"Listrik baik, malam setelah gempa sudah nyala kembali. Sampai sekarang bagus listriknya," katanya.
Gempa bumi di Cianjur menyebabkan 3.075 rumah rusak ringan, 33 rumah rusak sedang, serta 59 rumah rusak berat. Kawasan Cugenang merupakan daerah paling terdampak.