Rabu 30 Nov 2022 12:21 WIB

Badan Geologi: Warga Cianjur Jangan Bangun Rumah di Endapan Lunak

Badan Geologi menyatakan, endapan lunak rawan terhadap guncangan gempa bumi.

Badan Geologi merekomendasikan warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk tidak membangun rumah pada endapan yang lunak dan tanah uruk yang tidak memenuhi persyaratan teknis.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Badan Geologi merekomendasikan warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk tidak membangun rumah pada endapan yang lunak dan tanah uruk yang tidak memenuhi persyaratan teknis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi merekomendasikan warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, untuk tidak membangun rumah pada endapan yang lunak dan tanah uruk yang tidak memenuhi persyaratan teknis. Sebab, endapan lunak dan tanah uruk rawan terhadap guncangan gempa bumi.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengimbau warga untuk menghindari membangun pada bagian bawah, tengah, dan atas lereng terjal yang telah mengalami pelapukan karena berpotensi terjadi tanah bergerak atau longsor apabila diguncang gempa bumi. "Kerusakan bangunan yang terjadi, selain karena faktor guncangan yang kuat sebagai dampak dari dekatnya dengan sumber gempa bumi dan kondisi tanah permukaan yang lunak, dipengaruhi juga oleh kualitas bangunan yang tidak tahan gempa bumi," kata dia dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Ia menyatakan Kabupaten Cianjur merupakan daerah bencana yang masuk ke dalam kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi tinggi yang berpotensi terlanda guncangan gempa bumi dengan intensitas lebih dari VIII Modified Mercalli Intensity (MMI). Bangunan yang mengalami kerusakan terkhusus bangunan vital, strategis dan mengundang konsentrasi banyak orang (perkantoran, tempat ibadah, sekolah, dan lain-lain) harus dibangun kembali dengan mengikuti konstruksi kaidah bangunan tahan gempa bumi sesuai SNI 1726:2019.

Sejauh ini, Badan Geologi mengungkapkan sesar penyebab gempa bumi Cianjur 21 November 2022 belum terdefinisikan dan masih memerlukan kajian lapangan lebih rinci. "Sebagai upaya mitigasi, bangunan yang berada pada dan dekat dengan garis sesar yang dipetakan secara regional harus dibangun dengan mengikuti kaidah bangunan tahan gempa bumi," kata dia.

Berdasarkan data tim gabungan pencarian dan penyelamatan gempa bumi Cianjur, Jawa Barat, jumlah pengungsi korban gempa bumi di daerah itu, per Selasa (29/11/2022) sore mencapai 108.720 jiwa dengan rincian pengungsi laki-laki 52.987 jiwa dan perempuan 55.733 jiwa. Korban hilang pasca-gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 13 orang. Hal tersebut dikarenakan adanya laporan baru orang hilang dari kepala desa sebanyak delapan orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement