Senin 28 Nov 2022 20:45 WIB

Disdikpora Cianjur Liburkan Sekolah Hingga Sepekan ke Depan

Lebih dari 360 bangunan SD dan SMP di Cianjur rusak karena gempa

Red: Nur Aini
Suasa SD Negeri Gasol yang rusak akibat gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabuoaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (26)7/11/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 526 infastruktur rusak, yakni 363 bangunan sekolah, 144 tempat ibadah, 16 gedung perkantoran, dan tiga fasilitas kesehatan. Sedangkan jumlah rumah warga yang rusak sebanyak 56.320 unit. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasa SD Negeri Gasol yang rusak akibat gempa di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabuoaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (26)7/11/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 526 infastruktur rusak, yakni 363 bangunan sekolah, 144 tempat ibadah, 16 gedung perkantoran, dan tiga fasilitas kesehatan. Sedangkan jumlah rumah warga yang rusak sebanyak 56.320 unit. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, belum mengaktifkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka hingga sepekan ke depan karena kondisi dan status tanggap darurat bencana (TDB) masih diberlakukan.

Kepala Disdikpora Cianjur, Akib Ibrahim di Cianjur, Senin (28/11/2022), mengatakan pekan pertama Desember 2022, proses belajar mengajar masih diliburkan sambil menunggu keputusan dan pekan kedua akan disiapkan pola pembelajaran daring dan tatap muka. "Untuk satu pekan ini, masih diliburkan karena sebagian besar bangunan sekolah rusak dan banyak yang ambruk, sehingga pola pembelajaran akan dirapatkan bersama. Namun pilihan sementara di pekan kedua setelah bencana kegiatan belajar tatap muka dan daring akan diterapkan," katanya.

Baca Juga

Pihaknya mencatat akibat gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, menyebabkan 368 bangunan SD dan SMP yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Cianjur, Cugenang, dan Pacet. Bangunan itu rusak dengan berbagai kategori, sebagian besar tidak dapat digunakan untuk proses belajar mengajar tatap muka.

Untuk bangunan sekolah yang ambruk, pihaknya berencana menerapkan sistem belajar daring sampai dibangun kelas sementara dan bangunan yang rusak kembali diperbaiki atau dibangun ulang. Hal yang sama diberlakukan untuk bangunan yang rawan ambruk karena retak di bagian dindingnya. "Kita tidak boleh larut karena kasihan anak didik yang baru masuk harus libur kembali karena bencana, Cianjur harus segera bangkit termasuk pendidikan harus kembali berjalan maksimal," katanya.

Terkait pembangunan kembali ruang kelas yang rusak dan sekolah yang ambruk, pihaknya menunggu rekomendasi dari Dinas PUTR Cianjur yang masih melakukan pendataan. "Kami berharap segera dibangun kembali agar proses belajar mengajar kembali normal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement