Senin 28 Nov 2022 15:45 WIB

Pemkot Tasikmalaya Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Kesiapsiagaan ini dilakukan sebagai langkah mengantisipasi kejadian bencana

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Pemkot Tasikmalaya menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (28/11/2022).
Foto: dok. BPBD Kota Tasikmalaya
Pemkot Tasikmalaya menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (28/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menggelar apel kesiapsiagaan bencana pada Senin (28/11/2022). Apel kesiapsiagaan itu dilakukan untuk menyiapkan personel dan peralatan untuk penanganan bencana, mengingat saat ini wilayah Kota Tasikmalaya telah memasuki musim hujan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, mengatakan, apel kesiapsiagaan ini dilakukan sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi kejadian bencana di Kota Tasikmalaya. Pasalnya, saat ini wilayah Kota Tasikmalaya telah memasuki musim hujan. "Kita siap-siap, memastikan semua peralatan dan SDM siap, untuk mengantisipasi bencana," kata dia, Senin.

Baca Juga

Ia menjelaskan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat potensi terjadinya cuaca ekstrem salama November tahun 2022 hingga Februari 2023. Cuaca ekstrem itu antara lain adalah hujan lebat disertai petir dan angin kencang. "Pada periode tersebut, potensi bencana hidrometeorologi yang juga dapat berupa banjir, tanah longsor dan angin kencang berpotensi terjadi juga di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya," kata dia.

Ia menambahkan, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kota Tasikmalaya, pada periode 1 Januari 2022 sampai dengan  12 November 2022 telah terjadi 507 kejadian.  Mayoritas bencana yang terjadi itu disebakan oleh parameter hidrometeorologi seperti curah hujan, kelembaban, temperatur dan angin.

Cheka menyebutkan, kejadian bencana tanah longsor adalah yang paling sering terjadi selapa 2022, yaitu 83 kejadian. Selain itu, terdapat juga 11 kejadian bencana banjir dan 40 kejadian bencana angin puting beliung. Dengan meningkatnya potensi cuaca ekstrem, diperlukan kesiapsiagaan yang lebih dalam menghadapi bencana. "Kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab kita bersama dalam memberikan rasa aman dan upaya mengurangi resiko bencana pada masyarakat terutama masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana," kata dia.

Cheka menambahkan, apel kesiapsiagaan ini juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan gotong royong seluruh pihak untuk menghadapi potensi bencana. Kegiatan itu juga dilakukan untuk sekaligus mengukur kekuatan daerah dalam menghadapi ancaman bencana dengan mengerahkan semua potensi yang dimiliki daerah. "Apel ini diharapkan dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI/Polri, dunia usaha, para relawan, dan seluruh elemen masyarakat, dalam upaya mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Dengan demikian, dampak korban jiwa, korban luka maupun bentuk kerugian lain dapat kita minimalisir," kata dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, menambahkan, Pemkot Tasikmalaya juga telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak 21 November 2022 hingga 30 Mei 2023. Menurut dia, terdapat tiga hal penting dalam kesiapsiagaan bencana. Tiga hal itu adalah komunikasi, informasi, dan edukasi. "Itu yang sedang digalakkan kepada masyarakat," kata dia.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya terus berkomunikasi dengan dinas teknis untuk mendata potensi bencana yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya. Setelah itu, informasi tersebut akan diinformasikan kepada masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Terakhir, dilakukan edukasi kepada masyarakat. Dalam hal ini, BPBD Kota Tasikmalaya memberi pelatihan kepada masyarakat untuk siap menghadapi potensi bencana. "Dengan begitu, risiko korban jiwa dan materiel bisa diminimalisir ketika kejadian bencana," ujar Ucu.

Ia menyebutkan, bencana yang berpotensi terjadi di Kota Tasikmalaya antara lain angin puting beliung, banjir, longsor, pohon tumbang, dan sambaran petir. Kejadian bencana itu disebut berpotensi terjadi di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya. "Namun, untuk longsor itu paling berpotensi terjadi di wilayah Tamansari, Purbaratu, Kawalu, Mangkubumi, dan Bungursari. Kalau banjir itu Cipedes, Tawang, Cihideung, dan Indihiang. Sementara sambaran petir berpotensi terjadi di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya, serta pohon tumbang berpotensi di wilayah perkotaan dan Kawalu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement