REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengusulkan perbaikan untuk gedung sekolah yang rusak akibat gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur kepada pemerintah pusat. "Kami usulkan ke pusat, kami usulkan lokasinya saja. Nanti tergantung pusat seperti soal desainnya," kata Bupati Cianjur Herman Suherman, di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Senin (28/11/2022).
Pemkab Cianjur, Jawa Barat, mulai hari ini, mengambil alih penanganan pascagempa dari pemerintah pusat. Untuk rencana jangka pendek, Bupati mengatakan, Pemkab Cianjur akan tetap fokus pada pencarian korban hilang dan evaluasi dampak gempa bumi.
Sementara itu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur melaporkan tak kurang dari 422 unit bangunan lembaga pendidikan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami kerusakan fisik berskala ringan hingga berat akibat rangkaian peristiwa gempa bumi sejak 21 November 2022.
"Sampai saat ini, kami baru sampai pada proses pendataan dan pengusulan perbaikan fisik bangunan yang rusak. Datanya masih bersifat dinamis karena masih dalam proses pendataan dan analisis di lapangan," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim yang di Posko Pendidikan Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan rekapitulasi laporan per hari ini, jumlah total kerusakan fisik bangunan lembaga pendidikan yang terdampak gempa bumi mencapai 398 unit bangunan sekolah. Selanjutnya, 1.653 ruang belajar mengajar.
Jumlah itu terdiri atas jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 143 unit bangunan sekolah dan 202 ruangan belajar yang rusak. Jenjang Sekolah Dasar (SD) sebanyak 165 bangunan sekolah dan 579 ruangan rusak. Jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 59 sekolah dan 815 ruangan rusak. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebanyak 29 unit bangunan berikut 45 ruangan rusak.