REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Bupati Cianjur akan memegang kendali penuh pelaksanaan tugas di lapangan untuk penanganan gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Termasuk tugas pencarian dan pertolongan korban serta penanganan pengungsi.
"Kami tadi sudah rapat dengan Pak Bupati, mulai besok Pak Bupati akan memegang kendali penuh terkait dengan pelaksanaan tugas di lapangan baik terkait dengan pencarian dan pertolongan terkait dengan penanganan pengungsi, evakuasi termasuk pada saat nanti pembangunan rumah-rumah yang rusak," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers virtual yang diikuti di Jakarta, Ahad (27/11/2022).
Itu dikarenakan gempa di Kabupaten Cianjur merupakan bencana daerah bukan bencana nasional. Artinya, segala penanganan komando di lapangan dan pelaksanaan kegiatan hariannya akan kembali sesuai dengan ketentuan, yakni bupati menjadi komandan satuan tugas (satgas).
"Di setiap bencana apapun, apalagi bencana ini walaupun massif, walaupun dampaknya sangat besar, tadi data-datanya sudah saya sampaikan, tapi tetap ini bencana daerah bukan bencana nasional," ujar Suharyanto.
Meski demikian, Suharyanto menuturkan pemerintah pusat tetap akan mendampingi dan memberikan bantuan secara optimal. "Kalau bencana daerah sesuai dengan ketentuan surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 16 Februari 2019, itu berdasarkan instruksi bapak presiden bahwa kalau bencana daerah itu otomatis pak bupati menjadi komandan satgas dibantu wakilnya komandan Kodim dan kapolres," tuturnya.
Untuk sehari-sehari, Suharyanto mengatakan bupati Cianjur dapat menunjuk komandan dari Komando Distrik Militer (Kodim) sebagai pengendali di lapangan dibantu dengan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres). "Ini akan kita jalankan sehingga aparat-aparat di daerah Kabupaten Cianjur ini nanti langsung secara perlahan memegang komando," ujarnya.
BNPB mencatat sebanyak 321 warga meninggal dunia hingga hari ketujuh sejak gempa melanda di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022. Hingga saat ini, tercatat 11 orang dinyatakan hilang dan 108 orang mengalami luka berat dan masih dirawat di seluruh rumah sakit baik di Kabupaten Cianjur maupun sudah dirujuk ke rumah sakit lain.
Sebanyak 325 titik pengungsian tersebar di seluruh Kabupaten Cianjur dengan rincian 183 titik dengan kekuatan mengungsi di atas 25 orang, dan 142 titik pengungsian mandiri dengan kekuatan di bawah 25 orang. Saat ini, jumlah pengungsi terdata sebanyak 73.874 orang, yang meliputi 33.713 laki-laki dan 40.161 perempuan termasuk di dalamnya 92 penyandang disabilitas, 1.207 ibu hamil, dan 4.240 lansia.
Untuk sementara ini, total ada 62.628 rumah yang rusak akibat gempa tersebut, yang mencakup 27.434 rumah rusak berat, 13.070 rumah rusak sedang , 22.124 rumah rusak ringan.