REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini menjadi titik terang bagi ekonomi dunia yang tengah mengalami kesuraman. Ia pun bersyukur, di tengah berbagai krisis pangan, energi, dan keuangan yang dihadapi banyak negara, perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,72 persen.
“Ini kita harus bangga karena semua negara sulit, karena pandemi, adanya krisis pangan, krisis energi, perang di Ukraina, krisis keuangan semua negara sulit semua, kita patut bersyukur, karena negara kita masih bisa tumbuh sekali lagi 5,72 persen,” kata Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11).
Saat acara KTT G20 kemarin, lanjutnya, Indonesia mendapatkan banyak pujian dari berbagai pemimpin negara yang hadir. Indonesia, kata dia, dinilai mampu mengendalikan inflasi dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah gejala resesi global yang sedang terjadi.
“Alhamdulilah kita patut bersyukur ini kita tidak sombong tapi kita dipuji di mana-mana. Pemimpin-pemimpin negara lain memuji negara kita karena kita bisa mengendalikan inflasi, bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita, ini yang wajib kita syukuri,” ujarnya.
Jokowi juga menyampaikan, bahwa kepemimpinan global Indonesia saat ini berada di titik puncaknya. Ia mengatakan, Indonesia berhasil menjadi jembatan bagi negara-negara yang berselisih.
Karena itu, ia ingin agar pembangunan yang telah dilakukan dan reputasi global yang telah dicapai ini dapat dilanjutkan oleh pemimpin Indonesia selanjutnya.
“Pembangunan yang sudah kita lakukan, reputasi global yang sudah kita peroleh, harus kita lanjutkan setuju? Dilanjutkan sampai 2029 setuju? Dilanjutkan sampai 2045 setuju? Dilanjutkan sampai seterusnya, seterusnya, seterusnya,” kata dia.
Jokowi ingin pada 2045 nanti Indonesia bisa masuk dalam 5 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Ia optimistis target itu bisa tercapai jika pemerintah konsisten bekerja dan berani memutuskan kebijakan yang menguntungkan bagi negara.