Jumat 25 Nov 2022 21:02 WIB

Jenazah Rombongan TK Al-Azhar Teridentifikasi dari Foto Terakhir

Saat ini yang paling menolong proses identifikasi foto terakhir sebelum bencana

TNI dan SAR mengevakuasi jenazah korban longsor akibat gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022. Gempa yang melanda barat daya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat itu menewaskan sedikitnya 103 orang. , menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
TNI dan SAR mengevakuasi jenazah korban longsor akibat gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Indonesia, 22 November 2022. Gempa yang melanda barat daya Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat itu menewaskan sedikitnya 103 orang. , menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) dapat mengidentifikasi jenazah rombongan mobil dari TK Al-Azhar Cianjur yang menjadi korban jiwa bencana gempa Cianjur, Jawa Barat, melalui foto terakhir. Anggota tim DVI Mabes Polri AKBP dr Wahyu Hidayati di RSUD Sayang Cianjur mengatakan pada saat ini yang paling menolong untuk proses identifikasi adalah foto terakhir sebelum kejadian bencana.

Pada identifikasi rombongan mobil dari TK Al-Azhar, anggota keluarga salah satu korban membawa foto terakhir sebelum meninggal. "Suaminya berhasil menunjukkan foto properti, ada cincin yang biasa dipakai dan itu ternyata cocok dengan ada di ruang pemeriksaan jenazah, kalung, tanda lahir, cocok ada fotonya. Kemudian kita temukan juga di ruang pemeriksaan," kata Wahyu.

Baca Juga

Dia mengatakan, dari 13 jenazah yang dibawa ke RSUD Sayang, lima teridentifikasi sebagai salah satu rombongan TK Al-Azhar, terdiri dari satu laki-laki dan empat perempuan.

Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Pol dr Adang Azhar dalam kesempatan yang sama mengatakan, bagi yang masih merasa kehilangan anggota keluarganya, dapat melapor ke Posko pengaduan orang hilang, atau pos antemortemdi bagian forensik RSUD Sayang Cianjur. Data korban yang bisa dibawa berupa kartu keluarga KTP, rekam medis atau rekam medis gigi, atau foto terakhir.

"Lebih baik ada foto terakhir yang lagi kelihatan giginya, lagi senyum, itu bisa lebih baik. Mungkin apa aja yang bisa menyangkut dengan apa data-data korban, silakan, itu bisa dibawa," ujar dia.

Adang mengatakan jalan terakhir yang bisa ditempuh yakni pemeriksaan DNA, dengan membawa relatif terdekat untuk diambil sampelnya dan dicocokkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement