REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menjamin sejumlah rumah sakit (RS) yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat, tidak menolak untuk menangani pasien korban gempa di Kabupaten Cianjur.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mencatat hingga Rabu (23/11), ada 129 warga Kabupaten Cianjur yang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kota Bandung.
"Kami instruksikan rumah sakit jangan ada penolakan," kata Anhar di Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).
Menurut dia, mayoritas warga Kabupaten Cianjur terdampak gempa yang menjalani perawatan di Kota Bandung mengalami luka berat hingga patah tulang.
Selain itu, kata dia, sejak hari pertama bencana gempa, Senin (21/11), pihaknya telah mengirimkan ambulans, obat-obatan, tenaga kesehatan, dokter, mobil ICU hingga mobil jenazah ke lokasi.
"Sebanyak 20 ambulans, lima dokter spesialis, 17 dokter umum, 42 perawat, 1 tenaga farmasi, tujuh orang logistik, dan 26 pengemudi telah dikerahkan untuk membantu penanganan bencana di Cianjur. Jumlah tersebut terus bertambah. Kami mengumumkan agar semua rumah sakit mengirimkan personel dan ambulans," katanya.
Menurut dia, ada sembilan rumah sakit di Kota Bandung yang menangani pasien korban gempa Cianjur, yakni RS Hasan Sadikin, RSUD Bandung Kiwari, RSUD Kota Bandung, RS Santosa Kopo, RS Sartika Asih, RS Muhammadiyah, RS Borromeus, RS Advent, dan RS Santosa Central.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (23/11), korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur berjumlah 271 orang.