Rabu 23 Nov 2022 18:23 WIB

Warga Rawa Cina Cianjur Terpaksa Bangun Tenda di Kuburan

Warga korban gempa di Rawa Cina, Cianjur terpaksa membangun tenda di tanah kuburan.

Warga beraktivitas di area tenda pengungsian di Perkebunan Gedeh, Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Rabu (23/11/2022). Warga korban gempa di Rawa Cina, Cianjur terpaksa membangun tenda di tanah kuburan.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga beraktivitas di area tenda pengungsian di Perkebunan Gedeh, Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Rabu (23/11/2022). Warga korban gempa di Rawa Cina, Cianjur terpaksa membangun tenda di tanah kuburan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sekitar enam tenda ukuran sedang hingga besar berdiri di atas tanah pemakaman umum (TPU) Kampung Rawa Cina, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Tenda itu didirikan warga secara mandiri sebagai tempat pengungsian karena tidak memiliki tempat yang memadai. Lokasi tersebut berada di Jalan Kampung Rawacina Kaler. Sepanjang jalan rumah warga banyak yang ambruk.

Baca Juga

"Sudah enggak ada tempat lagi, ini satu-satunya tempat yang bisa digunakan mengungsi," kata Omay (54) Ketua RT 02 RW 16 Kampung Rawa Cina, Kecamatan Nagrak, ditemui di lokasi, Rabu (23/11/2022).

Berdasarkan pantauan di lokasi, warga penyintas gempa memanfaatkan lahan kosong di tanah kuburan itu untuk mendirikan tenda pengungsian seadanya, beralaskan terpal membentang di atas tanah kuburan.

Di samping tenda-tenda pengungsian itu terdapat kuburan-kuburan yang bernisan, hingga kuburan baru yang masih basah tanahnya. Menurut Omay, warga korban gempa yang meninggal dunia juga dimakamkan di lokasi tersebut.

"Ada 11 kuburan baru, semuanya korban gempa yang meninggal," ujarnya.

Omay menyebutkan, ada sekitar 200 jiwa warganya dan warga dari RT 03 yang mengungsi di tanah kuburan tersebut. Menurut dia, posko pengungsian yang didirikan baik oleh Polri, relawan hingga Kementerian Sosial terlalu jauh untuk dicapai. Selain itu, warga juga masih khawatir dengan harta bendanya yang berada di rumah.

"Susah kalau di posko itu, enggak ada kamar mandinya juga," kata Omay.

Omay mengatakan ia dan warganya sudah berada di tenda pengungsian itu selama tiga hari sejak gempa Senin (21/11). Kondisi di tenda minim dengan penerangan, karena aliran listrik di wilayah tersebut belum menyala.

Untuk membantu warga di Kampung Rayacina, Polri menurunkan anggota Brimob dari Resimen II Pelopor Kedung Halang Bogor untuk mendirikan tenda pleton.

Sebanyak 30 personel Brimob Resimen II Pelopor mengirimkan dua unit tenda pleton yang mampu menampung 30 orang dalam satu tenda.

"Ada dua tenda pleton yang kami pasang di lokasi untuk warga bisa lebih nyaman mengungsi. Karena ini hari hujan, warga masih banyak yang bertahan di pinggiran jalan dekat rumahnya," kata Komandan Pleton SAR (Danton) Resimen II Pasukan Pelopor Korp Brimob Ipda Sutrisno.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement