Rabu 23 Nov 2022 13:05 WIB

Memaknai Pemindahan Tali Toga Untuk Wisuda

Toga sebagai simbolis bahwa mahasiswa telah lulus dan siap terjun ke masyarakat.

Toga adalah salah satu perlengkapan wajib ketika wisuda. Proses untuk dapat memakai toga tak mudah. Perlu perjuangan bertahun-tahun melalui masa kuliah agar bisa memakainya dengan bangga saat wisuda.
Foto: istimewa
Toga adalah salah satu perlengkapan wajib ketika wisuda. Proses untuk dapat memakai toga tak mudah. Perlu perjuangan bertahun-tahun melalui masa kuliah agar bisa memakainya dengan bangga saat wisuda.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Toga adalah salah satu perlengkapan wajib ketika wisuda. Proses untuk dapat memakai toga tak mudah. Perlu perjuangan bertahun-tahun melalui masa kuliah agar bisa memakainya dengan bangga saat wisuda.

Lantaran harus berjuang sekitar 3-4 tahun menjalani masa perkuliahan dan dinyatakan lulus dalam sidang tugas akhir maupun skripsi, baru bisa menikmati rasanya mengenakan toga saat wisuda.

Baca Juga

Saat wisuda, setiap wisudawan/wati pasti memakai toga. Tetapi tahukah ketika wisuda, tali toga disampikran di kepala sebelah kiri, kemudian dipindahkan ke bagian kanan oleh rektor?

Rektor Universitas BSI Dr Ir Mochamad Wahyudi yang ditemui pada seremonial wisuda ke-56 Universitas BSI yang berlokasi di BSI Convention Center (BSI Convex), Bekasi, Selasa (22/11) mengatakan, bahwa toga sebagai simbolis bahwa mahasiswa telah lulus dan siap terjun ke masyarakat. “Tali toga yang awalnya disampirkan di kepala sebelah kiri, lalu kemudian oleh rektor dipindah ke bagian kanan,” tutur Wahyudi, dalam keterangan tertulis, Rabu  (23/11/2022).

Ia menjelaskan, hal ini menandakan selama menjadi mahasiswa, bagian otak yang dipakai mahasiswa kebanyakan adalah otak kiri. Pasalnya, otak kiri itu hanya berhubungan dengan bahasa atau hafalan. “Dipindahkannya tali toga dari kiri ke kanan itu dimaksud agar setelah lulus para wisudawan/wati tidak hanya menggunakan otak kiri, namun harus lebih banyak menggunakan otak kanan. 

“Sebab otak kanan ini berhubungan dengan imajinasi, inovasi, dan kreativitas seseorang. Pastinya ini berhubungan dengan jenis pekerjaan yang harus dipilih para lulusan,” katanya. Ia berharap, wisudawan/wati Universitas BSI setelah lulus tak hanya memanfaatkan otak kirinya namun juga otak kanannya. Tidak hanya bekerja pada orang lain, tapi mampu menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement