REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang menyatakan, sebanyak 30 unit rumah warga dan gereja di wilayahnya rusak akibat gempa bumi magnitudo 5,5 pada Ahad (20/11/2022) malam WIB. "Ada 30 rumah dan gereja yang rusak akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Amarasi Selatan," kata Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Semi Tinenty di Oelamasi, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (22/11/2022).
Semi mengatakan, sebanyak 30 unit rumah dan gereja yang rusak itu tersebar di empat wilayah, yaitu Kelurahan Sonraen terdapat 10 unit rumah dan satu gereja serta satu gedung PAUD. Di Kelurahan Buraen terdapat tiga unit rumah warga yang mengalami rusak ringan. Dia mengatakan, untuk rumah warga di Desa Retraen yang mengalami kerusakan sebanyak dua unit, semuanya rusak berat.
Menurut Semi, kerusakan yang terbanyak di Desa Sahraen, yakni 13 unit rumah rusak ringan dan satu unit gedung kebaktian Jemaat Bonnam Honis Tarba juga mengalami kerusakan. "Data kerusakan rumah tersebut, merupakan data yang dihimpun tim BPBD bersama Pemerintah Kecamatan Amarasi Selatan yang turun melakukan pendataan di lokasi terdampak," kata Semi.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Kupang telah melaporkan adanya dampak kerusakan akibat gempa bumi kepada Bupati Kupang Korinus Masneno. "Sesuai arahan Bupati Kupang Korinus Masneno agar BPBD segera melakukan distribusi bantuan tanggap darurat kepada para korban bencana gempa bumi di Kecamatan Amarasi Selatan," kata Semi.
Dia menjelaskan, dalam peristiwa gempa bumi di Amarasi Selatan itu tidak ada korban jiwa maupun yang mengalami luka. Hanya puluhan bangunan yang perlu diperbaiki.