Selasa 22 Nov 2022 09:57 WIB

BMKG: Tren Gempa Susulan di Cianjur Melemah

Hingga pukul 7.30 BMKG mencatat 122 kali gempa susulan akibat gempa M5,6 Cianjur.

Foto udara kondisi rumah yang rusak pasca gempa bumi di Kampung Selakawung, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022). Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cianjur hingga Senin (21/11/2022) pukul 20.00 WIB jumlah bangunan dan rumah rusak akibat gempa bumi mencapai 2.345 unit serta 13.784 orang mengungsi. Republika/Abdan Syakura
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Foto udara kondisi rumah yang rusak pasca gempa bumi di Kampung Selakawung, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022). Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cianjur hingga Senin (21/11/2022) pukul 20.00 WIB jumlah bangunan dan rumah rusak akibat gempa bumi mencapai 2.345 unit serta 13.784 orang mengungsi. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, tren magnitudo gempa susulan di Kabupaten Cianjur cenderung melemah. Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga Selasa, 22 November 2022 pukul 4.00 WIB menunjukkan tren magnitudo gempa susulan yang cenderung melemah.

Kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa susulan dari gempa utama magnitudo 5,6 Cianjur, Jawa Barat pada Senin (12/11/2022) kemarin juga menunjukkan tren frekuensi aktivitas gempa susulan yang semakin jarang. "Aktivitas gempa susulan (aftershocks) di Cianjur-Sukabumi sudah meluruh," katanya, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

 

photo
Sejumlah warga berada di depan rumah yang rusak pasca gempa bumi di Kampung Selakawung, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022). Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cianjur hingga Senin (21/11/2022) pukul 20.00 WIB jumlah bangunan dan rumah rusak akibat gempa bumi mencapai 2.345 unit serta 13.784 orang mengungsi. Republika/Abdan Syakura - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Daryono mengemukakan, gempa yang terjadi di Cianjur masuk dalam kategori gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Dia mengatakan, karakteristik gempa kerak dangkal itu memiliki gempa susulan yang cukup banyak karena berada di batuan yang relatif rapuh.

"Hingga pukul 7.30 BMKG mencatat 122 kali gempa susulan akibat gempa M5,6 Cianjur, Jawa Barat," tuturnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan target masa tanggap darurat berlangsung selama satu minggu dan berharap proses pencarian dan evakuasi sudah selesai.

Dia meminta, kementerian dan lembaga dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mempercepat penanganan darurat. "Gempa sudah terjadi, tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana, yang pasti setelah terjadi bencana bagaimana upaya-upaya kita secara sinergi, soliditas dan sungguh-sungguh agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya juga telah mengerahkan personel dan logistik ke lokasi bencana. "Kami juga menyiagakan satu unit helikopter untuk distribusi bantuan," ujar Suharyanto.

Dia menambahkan, rumah warga yang alami kerusakan berat, sedang maupun ringan akan diberikan bantuan dari pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement