Selasa 22 Nov 2022 07:32 WIB

Warga Tanjungraya Agam Tangkap Ikan yang Muncul di Danau Maninjau

Ikan yang ditangkap itu dalam kondisi kekurangan oksigen dampak angin kencang.

Nelayan menarik jala di antara ikan mati pada keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Nagari Duo Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (19/2/2022). Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam mencatat sedikitnya 130 ton ikan KJA mati sejak sepekan terakhir setelah curah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu sehingga kerugian mencapai Rp2,6 miliar.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Nelayan menarik jala di antara ikan mati pada keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Nagari Duo Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (19/2/2022). Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam mencatat sedikitnya 130 ton ikan KJA mati sejak sepekan terakhir setelah curah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu sehingga kerugian mencapai Rp2,6 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Sekitar ratusan warga Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat turun ke Danau Maninjau untuk menangkap ikan yang muncul akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang dan curah hujan tinggi melanda daerah itu semenjak beberapa hari lalu. Salah seorang warga Tanjungraya, Kuto (56) di Lubukbasung, Selasa (22/11/2022) mengatakan setiap hari sekitar 60 sampai 80 ton ikan yang dia dapat.

"Ikan saya olah dan dijemur. Sebagian orang ada yang menjual ke pedagang yang ada di lokasi itu," katanya.

Baca Juga

Ia mengatakan ikan yang ditangkap itu dalam kondisi kekurangan oksigen dampak angin kencang dan curah hujan tinggi melanda daerah itu semenjak beberapa hari lalu. Dengan kondisi kekurangan oksigen,ikan mengapung untuk mencari oksigen ke permukaan dan ikan cukup jinak. "Ikan mengapung cukup banyak dan sangat jinak, sehingga banyak warga menangkap ikan," katanya.

Sementara Penyuluh Perikanan Lapangan Agam, Asrul Deni Putra menambahkan hampir di seluruh tepian danau vulkanik itu terlihat ikan mengapung dan warga sekitar danau menangkap ikan tersebut. Kondisi itu terjadi sejak Sabtu (19/11/2022) dan puncaknya pada Ahad (21/11/2022). "Warga menangkap dengan alat tangkap ikan tradisional dan ada juga menggunakan jala," katanya.

Ia mengakui, sekitar lima ton ikan tertangkap warga setiap harinya dan ikan itu dijual ke pedagang sekitar Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu per kilogram. "Ikan dibawa ke pasar tradisional di Sumbar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement