Senin 21 Nov 2022 07:03 WIB

Via Aplikasi Semut, Pelaku Usaha Konstruksi Optimistis Hadapi Isu Resesi 2023

Sektor kontruksi masuk ke dalam empat besar penopang perekonomian Indonesia.

Ilustrasi sektor konstruksi.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi sektor konstruksi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Di tengah hangatnya isu akan resesi yang terjadi pada tahun 2023 nanti, aplikasi Semut tetap optimistis dalam menghadapi isu tersebut. CEO Joni JO, CMO Umar Luther mengatakan, sektor kontruksi masuk ke dalam empat sektor terbesar yang menopang perekonomian Indonesia. 

Maka, kata dia, Semut ingin menjadi salah satu faktor pendukung untuk menghadapi isu resesi pada tahun 2023 nanti. Dengan merangkul para pelaku bisnis bangunan untuk terus memutar roda perekonomian agar saling bertransaksi melalui aplikasi Semut yang menyediakan segala kemudahan di dalamnya.

Baca Juga

“Kami optimistis dalam menghadapi tahun 2023 yang diisukan terjadi resesi, justru dengan kerjasama yang baik antar pelaku bisnis bangunan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetap berjalan," kata Joni dalam peluncuran Semut yang dilakukan bersama CTO Leonardo di ICE BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (19/11/2022).

photo
Peluncuran aplikasi Semut penopang bisnis konstruksi. - (Dok. Web)

Selain faktor resesi yang berada di depan mata, kata dia, Semut juga berusaha untuk menjadi pionir aplikasi di industri bangunan. 

“Melihat era digital yang terus berkembang maka kami rasa perlu ada satu platform yang bisa membuat industri banguanan bangunan khususnya semakin berkembang dari segi digital, karena industri sudah memiliki peionirnya masing-masing, maka harapannya Semut dapat menjadi pionir aplikasi penyedia bahan bangunan dan interior," kata dia.

Terkait isu ancaman resesi 2023, Presiden Joko Widodo telah menyerukan semua pihak bersatu. Bahkan, presiden telah meminta agar para pemimpin negara APEC memperkuat kerja sama konkret di tengah deretan krisis global yang dihadapi, di bidang pangan, energi, dan lingkungan, serta ancaman resesi.

 

"Dalam jangka pendek, kolaborasi mutlak diperlukan untuk mengatasi inflasi dan memastikan ketahanan pangan," kata presiden saat menyampaikan intervensi Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC (AELM) Sesi I di Bangkok, Thailand, akhir pekan kemarin seperti dilansir dari Antara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement