Sabtu 19 Nov 2022 18:55 WIB

Apakah Anak Gagal Ginjal Akut Selalu Butuh Ginjal Baru?

Transplantasi ginjal sangat bergantung pada kondisi pasien gagal ginjal akut.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsaa
Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak dari Brawijaya Raharjo, Meirdhania Andina, mengatakan anak yang mengalami gagal ginjal akut maka obatnya bukan langsung terapi penggantian ginjal alias transplantasi. Sebab, semua bergantung pada kondisi anak.

"Semua tergantung pada seberapa berat kondisi dan gejala klinis pada anak," ujarnya, Sabtu (19/11/2022).

Baca Juga

Setelah penggunaan sirop yang mengandung cemaran senyawa etilen glikol dan dietilen glikol dihentikan, dia melanjutkan, ternyata berhasil menurunkan angka terjadinya kasus yang terjadi maupun angka kematian pada anak. Jadi, gangguan ginjal akut pada anak ini dapat sembuh secara total.

Dia menjelaskan, obat penawar atau antidotum yang diberikan yaitu fomepizole. Tujuannya untuk mencegah terjadinya perubahan etilen glikol dan dietilen glikol untuk menjadi metabolik toksik agar tidak terjadi penumpukan di organ tubuh ginjal.

Padahal, ia mengingatkan, ginjal merupakan tempat pembuangan akhir metabolisme tubuh. Fungsi ginjal diibaratkan seperti tempat sampah. "Bayangkan apabila tempat sampahnya tidak bisa dikosongkan maka otomatis tempat sampah atau racun di dalam tubuh tidak dapat keluar," katanya.

Terapi penawar alias antidotum fomepizole ternyata dapat berhasil mengatasi gagal ginjal. Andina melanjutkan, hasilnya tidak semua pasien harus dirawat dengan intensif dan tidak semuanya mendapatkan terapi sulih ginjal.

Apalagi, terapi sulih ginjal tidak semua pusat layanan kesehatan bisa melakukannya. Jadi, dia menegaskan pemberian terapi tergantung pada kondisi anak saat itu dengan pertimbangan serius.

"Namun, tetap dalam monitoring yang ada dan obat-obatan yang dibawah kontrol dokter spesialis," ujarnya.

Ia menyebutkan pilihan terapi apabila tekanan darah tensi tinggi kemudian bisa diberikan anti hipertensi, atau koreksi elektrolit apabila diperlukan, kemudian terapi ginjal, kemudian menjalani ruang perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak (PICU) dan tetap dilakukan monitoring. "Monitoring ini yang paling penting, termasuk oleh perawat," ujarnya.

Terapi ini biasanya dilakukan di pusat layanan kesehatan yang memang sudah menerima rujukan untuk gangguan ginjal akut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement