Kamis 17 Nov 2022 21:44 WIB

Jokowi: Gala Dinner G20 Sukses Bukan karena Pawang Hujan

Presiden mengatakan pemerintah mengatasi cuaca dengan sangat ilmiah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham Tirta
Presiden Joko Widodo.
Foto: AP Photo/Ajeng Dinar Ulfiana
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan G20 di Bali yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama saat acara jamuan makan malam yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Selasa (15/11/2022). Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowo) ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada Kamis (17/11/2022).

“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” kata Jokowi dikutip dari siaran pers Istana.

Baca Juga

Setelah mendapat informasi akan hujan, panitia pun merencanakan melakukan rekayasa cuaca. “Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” lanjutnya.

Beberapa pemimpin redaksi pun sempat menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. “Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” ujar Jokowi menceritakan proses rekayasa cuaca.

Jokowi juga menceritakan saat dirinya mendapatkan laporan akan terjadi hujan sebelum acara jamuan makan malam. “Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata dia.

Saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk, dan tidak hujan. Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.

Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. “Biasanya garamnya 1,6 ton yang ditabur dengan 2 kali sorti (penerbangan), kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti (penerbangan),” kata Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa tim TMC mulai bekerja sejak 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA, dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan. “Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan. Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” kata Dwikorita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement