Rabu 16 Nov 2022 01:37 WIB

Penerapan Aplikasi Digital di Pelabuhan KIP Hindari Pungli

Penerapan aplikasi digital di Pelabuhan KIP disebut mampu hindari pungli.

Ilustrasi Pungli
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Pungli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan aplikasi digital di Pelabuhan Krakatau Internasional Port (KIP) disebut berhasil menghindarkan terjadinya pungli karena seluruh proses sudah terekam secara digital dan terpantau secara real time.

Direktur Operasional Krakatau International Port (KIP), Cahyo Antarikso, mengatakan pelabuhan Krakatau International Port menggunakan sebuah aplikasi digital yang menunjang tata ulang ekosistem logistik di pelabuhan. Digitalisasi pelayanan dilakukan dengan menggunakan Smart Port System dengan aplikasi Krakatau International Port Online Systems (KIPOS). Dengan aplikasi ini, semua proses dapat dipantau secara realtime.

Baca Juga

"Progresnya bisa dipantau realtime oleh pengguna. Dan terakhir akan muncul invoice yang bisa dibayar secara online juga," kata Cahyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/11).

Aplikasi tersebut menghadirkan layanan front-end teknologi terintegrasi yang terjangkau dan adaptif. Tujuannya untuk memastikan efisiensi yang lebih tinggi dalam semua proses arus lalu lintas barang dan dokumen di pelabuhan. Cahyo menjelaskan penggunaan aplikasi KIPOS bisa menghindarkan pengguna layanan dari pungli atau pungutan liar di pelabuhan.

"Pemantauan melalui aplikasi. Ada CCTV juga. Tidak ada lagi layanan yang harus mempertemukan pemberi layanan dan pengguna layanan secara fisik. Ini telah menutup celah kemungkinan terjadinya pungutan liar atau proses transaksional di balik layar," jelas Cahyo.

"Kami sangat memperhatikan keluhan beberapa kapal seperti kalau sandar tidak boleh menunggu lama di laut, yaitu tidak boleh lebih dari dua jam. Layanan kami berhasil melayani 0,6 sampai 0,9 jam," ujar Cahyo.

Untuk meningkatkan keamanan, Cahyo mengatakan pihaknya juga telah bekerja sama dengan Badan Karantina Pertanian (Barantan) terkait kepastian tidak adanya gangguan atau hama pada produk yang masuk dan keluar di pelabuhan. Ini dilakukan dengan penyemprotan menggunakan gangway otomatis dalam waktu 15 detik dan dilakukan di dalam dermaga.

"Kalau dulunya proses spraying ini dilakukan manual di dermaga, memakan waktu yang cukup lama keliling trucking. Kalau sekarang sudah otomatis yang menyemprot truk yang telah mengangkut kargo dan tertutup rapat. Sehingga dipastikan hama-hama tidak akan berlanjut ke mana-mana," kata Cahyo.

Kepala Balai Karantina Kelas II Cilegon Banten Arum Kusnila Dewi mengatakan deklarasi penerapan pemeriksaan bersama karantina dan bea cukai atau SSm JI-QC mulai diterapkan tahun lalu.

"Sudah mulai diujicobakan di kawasan Banten, yakni Pelabuhan Ciwandan dan Cigading. Pelabuhan dikelola PT Pelindo II dan Krakatau Internasional Port. Integrasi layanan terbukti mengefisienkan waktu 75 persen," kata Arum.

Arum menambahkan, setidaknya ada delapan aspek yang terintegrasi di pelabuhan, salah satunya pemetaan dan pengembangan sumber daya manusia.

Saat ini, sumber daya manusia (SDM) terkait fungsi karantina di pelabuhan berjumlah 12 orang yang terdiri dari dokter hewan, paramedik karantina hewan, analis perkarantinaan tumbuhan, dan pemeriksa karantina tumbuhan.

"Saat ini pun tindakan karantina yang kita berlakukan hanya satu kali. Tidak empat kali seperti sebelum penerapan sistem terintegrasi ini. Jadi benar-benar bisa efisien," kata Arum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement