REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti berpendapat Presidensi atau Keketuaan Indonesia di G20 menghadirkan salah satu keuntungan, yaitu meningkatkan kepercayaan internasional pada Indonesia. Hal itu diungkapkannya dalam Seminar Nasional Pusat Kajian Politik dan Keamanan (Puspolkam) bertajuk Peran Indonesia dan G20 dalam Geopolitik Dunia dan Stabilitas Keamanan Asia Pasifik, di Gedung Pancagatra Lemhannas, Jakarta, Senin (14/11/2022).
"Apa keuntungannya bagi Indonesia? Salah satunya, kepercayaan internasional kepada Indonesia meningkat," ujar Ikrar saat menjadi pembicara.
Lebih lanjut, mantan Duta Besar RI untuk Republik Tunisia itu menyampaikan salah satu bukti peningkatan kepercayaan internasional pada Indonesia sejak memperoleh posisi sebagai Keketuaan G20 adalah sikap para pemimpin dunia yang sering menghubungi Presiden RI Joko Widodo.
"Presiden Jokowi, di berbagai stasiun televisi mengatakan, dulu kita tengah-tengah, dipandang sangat baik oleh negara-negara Barat atau oleh Rusia. Tapi sekarang, banyak pemimpin negara itu menelepon saya," ujar Ikrar.
Menurut Ikrar, sikap pemimpin-pemimpin negara di dunia menunjukkan bahwa mereka mengakui dan mempercayai Indonesia sebagai negara yang memiliki peran penting di kancah internasional.
Berikutnya, kepercayaan internasional yang meningkat itu juga dapat dilihat dari diterimanya Indonesia oleh Rusia dan Ukraina yang tengah berkonflik serta negara-negara besar lainnya, walaupun kondisi geopolitik tengah bergejolak dan memanas.
Dalam kesempatan yang sama, Ikrar pun mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang mengunjungi Rusia dan Ukraina pada Juni 2022 itu. Dengan membawa misi damai, Ikrar menilai kunjungan tersebut telah menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin, Jokowi memiliki jiwa nasionalisme sekaligus internasionalisme yang begitu besar.
"Itu datang ke suatu negara yang bertempur bukan sesuatu yang mudah, tetapi Pak Jokowi tidak takut untuk datang, baik ke Rusia maupun Ukraina. Itulah Presiden Indonesia, jiwa nasionalismenya itu besar, jiwa internasionalisme juga begitu besar, maka beliau tidak pernah takut mati di negara orang karena memperjuangkan perdamaian," ucap Ikrar.