Senin 14 Nov 2022 21:19 WIB

Pertemuan Jokowi dan Erdogan Singgung Perang Ukraina

Jokowi puji Turki yang hidupkan kembali kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden RI Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat pertemuan bilateral jelang KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022.
Foto: Hendra A Setyawan/Pool Photo via AP
Presiden RI Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat pertemuan bilateral jelang KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan membahas mengenai upaya untuk mencari solusi damai perang di Ukraina. Saat melakukan pertemuan bilateral, Jokowi pun mengapresiasi peran Turki dalam menghidupkan kembali Black Sea Grain Initiative atau kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam.

“Pertemuan dengan Presiden Turki, saya menghargai kontribusi Turki pada Presidensi G20 dan mengapresiasi peran Turki menghidupkan kembali Black Sea Grain Initiative. Harus segera dicari solusi damai perang di Ukraina,” kata Jokowi dalam keterangan pers yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (14/11).

Baca Juga

Selain itu, Jokowi juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Turki, termasuk pembukaan akses pasar bagi produk-produk pertanian dan kolaborasi antar industri pertahanan kedua negara.

Sebelumnya, dikutip dari siaran pers Istana, Jokowi mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang didalamnya mencakup kesepakatan perdagangan besar. “Kita harus instruksikan kepada para perunding agar hambatan yang ada segera dicarikan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak dan perjanjian segera dirampungkan,” ucap Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menilai adanya kemajuan hubungan bilateral kedua negara dengan telah ditandatanganinya sejumlah perjanjian strategis antar pemerintah maupun antar pelaku usaha. Beberapa perjanjian antara pemerintah yang ditandatangani para menteri sesaat sebelum pertemuan bilateral tersebut meliputi perjanjian di bidang pertahanan, kehutanan, lingkungan hidup, riset-teknologi dan inovasi, serta perjanjian kerjasama pembangunan.

Sementara kesepakatan antar pelaku usaha meliputi kesepakatan kerjasama produksi bus listrik di Indonesia antara Karsan dengan Credo Group serta kesepakatan untuk pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement